Jakarta – Reshuffle kabinet jilid III merupakan niatan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk melakukan konsolidasi politik untuk mempertahankan kekuasaan guna menuju dua periode menjadi kepala negara.
Demikian seperti yang disampaikan oleh analisis politik dan HAM dari Labor Institute Indonesia, Andy William Sinaga saat diminta komentarnya terkait kabar perombakan kabinet yang mulai menghangat akan dilakukan sesudah Lebaran, Kamis (29/6/2017).
“Artinya Beliau akan membersihkan menteri yang partainya agak ‘nakal’ dengan kebijakan presiden atau pemerintah,” lanjut Andy.
Namun menurut Andy, bisa juga rencana reshuffle ini merupakan shock therapy bagi partai koalisi yang dianggap “nakal”.
“Sehingga partai yang agak nakal tadi insyaf dan kembali kepada ‘kendali’ presiden,” tukasnya.
Pemberitaan mengenai kocok ulang atau reshuffle Kabinet Kerja yang dipimpin Presiden Jokowi kembali terdengar. Kocok ulang kabinet akan dilakukan setelah Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1438 H.
Baca juga: Menhub Minta Polisi Untuk Menindak Truk Yang Masih Bandel Melintas di Jalur Arus Balik
Kocok ulang kebinet kali ini disebut-sebut akan berskala besar. Sejumlah menteri akan diganti karena dinilai tidak memiliki performa yang baik. Ini terutama ditujukan kepada menteri-menteri ekonomi. (Yayan – www.harianindo.com)