Jakarta – Arif Susanto selaku pengamat politik dari Pusat Studi Islam dan Kenegaraan (PSIK) Indonesia menilai jika pertemuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan GNPF-MUI layak diapresiasi sebagai langkah komunikasi politik yang cerdas. Terlebih, selama ini hubungan di antara istana dan sebagian kelompok politik muslim terkesan tidak harmonis.
“Pertemuan Presiden Jokowi dan GNPF-MUI layak diapresiasi sebagai langkah komunikasi politik cerdas. Selama ini hubungan antara istana dan sebagian kelompok politik Muslim dikesankan kurang harmonis,” ungkap Arif saat dihubungi awak media, Rabu (28/6/2017).
Pertemuan semacam itu, lanjut Arif, berpeluang untuk mengubah kesan negatif tersebut, sejauh dilakukan tanpa mengorbankan kepentingan publik yang lebih besar. Pertemuan tersebut perlu diletakkan lebih daripada bertambahnya modal politik Presiden, namun juga sebagai suatu bentuk perluasan kesepahaman di antara kekuatan politik dalam masyarakat.
Arif melanjutkan, pada proses selanjutnya, pihak-pihak yang terlibat dalam ketegangan politik seiring Pilkada DKI Jakarta perlu mendorong rekonsiliasi pada tataran elite ataupun massa. Semua pihak perlu memastikan, tegangan tersebut berangsur surut, bukan malah meningkat eskalasinya hingga tahun 2019.
Baca juga: Info Arus Mudik 2017: Puncak Arus Balik Lebaran Diprediksi Terjadi Pada Hari Sabtu
“Setelah massa terus diombang-ambingkan dalam tegangan politik, penurunan tegangan itu harus diikuti oleh kerja keras elite politik untuk mengupayakan perbaikan kehidupan masyarakat,” pungkas Arif. (Yayan – www.harianindo.com)