Jakarta – Menurut hasil survei terbaru yang dilakukan oleh The Royal Society for Public Health and The Charity Young Health Movement terkait dampak positif dan negatif media sosial bagi kesehatan jiwa kawula muda, Instagram disebut memberikan dampak negatif yang paling besar dibandingkan aplikasi lainnya.
Survei dilakukan kepada 1.500 anak muda berusia 14 hingga 24 tahun di Inggris pada 18 Februari hingga 8 Mei 2017. Setiap responden diberikan 14 pertanyaan terkait isu yang berbeda, yakni:
1. Awareness and understanding of other people’s health experiences
2. Access to expert health information you know you can trust
3. Emotional support (empathy and compassion from family and friends)
4. Anxiety (feelings of worry, nervousness or unease)
5. Depression (feeling extremely low and unhappy)
6. Loneliness (feelings of being all on your own)
7. Sleep (quality and amount of sleep)
8. Self-expression (the expression of your feelings, thoughts or ideas)
9. Self-identity (ability to define who you are)
10. Body image (how you feel about how you look)
11. Real world relationships (maintaining relationships with other people)
12. Community building (feeling part of a community of like-minded people)
13. Bullying (threatening or abusive behaviour towards you)
14. FoMO (Fear Of Missing Out – feeling you need to stay connected because you are worried things could be happening without you)
Berdasarkan survey tersebut, Instagram digolongkan sebagai aplikasi media sosial yang paling buruk efek negatifnya bagi kesehatan jiwa.
Instagram disebut bisa membahayakan persepsi citra tubuh, meningkatkan rasa takut kehilangan, dan memiliki efek yang merugikan pada tidur.
Sedangkan untuk efek positifnya, Instagram baik untuk mengekspresikan diri dan membangun masyarakat.
Snapchat menduduki peringkat kedua yang terburuk dimana media sosial ini disebut mengakibatkan intimidasi, namun baik untuk mengekspresikan diri.
Sedangkan Facebook berada di urutan ketiga yang terburuk karena kerap dipakai sebagai sarana bullying. Namun Facebook bagus untuk mendukung emosional dan pembangunan komunitas.
Twitter berada di satu peringkat lebih baik dari Facebook, namun tetap memiliki efek negatif terhadap bullying dan gangguan tidur.
Sebagai yang paling minim memiliki efek negatif diduduki YouTube. YouTube disebut dapat meningkatkan meningkatkan kesadaran, membangun komunitas dan ekspresi diri, namun buruk bagi tidur.
Menurut keterangan Kepala eksekutif RSPH, Shirley Cramer CBE, media sosial kini telah digambarkan lebih adiktif daripada rokok dan alkohol dan begitu mengakar dalam kehidupan anak muda sehingga tidak mungkin lagi mengabaikannya.
(samsul arifin – www.harianindo.com)