Washington – Presiden Amerika Serikat Donald Trump meniadakan jamuan makan malam untuk merayakan Hari Raya Idul Fitri bagi kaum Muslim yang telah 20 tahun dilakukan secara rutin di Gedung Putih.
Hal ini menyusul rekomendasi penolakan yang diajukan oleh Menteri Luar Negeri, Rex Tillerson, melalui bagian keagamaan dan urusan global Kemenlu AS pada Mei 2017 lalu.
Meski tidak lagi melakukan jamuan makan malam, namun Trump tetap mengucapkan Selamat Idul Fitri kepada umat Islam.
“Atas nama rakyat Amerika, Melania dan saya mengirimkan ucapan hangat kepada umat Muslim yang tengah merayakan Idul Fitri,” kata Trump.
“Selama liburan ini, kita diingatkan pentingnya pengampunan, belas kasihan, dan itikad baik. Dengan seluruh umat Muslim di dunia, Amerika Serikat memperbarui komitmen kami untuk menghormati nilai-nilai ini. Eid Mubarak,” tambahnya.
Ucapan yang hampir sama juga dilakukan oleh Menlu AS Rex Tillerson.
“Harapan terbaik untuk semua umat Muslim yang merayakan Idul Fitri,” kata Rex Tillerson.
Sepeti diketahui, jamuan makan di Hari Raya Idul Fitri pertama kali dilakukan oleh Presiden Thomas Jefferson pada 1805 untuk menghormati perwakilan dari Tunisia.
Jamuan makan ini kemudian Hillary Clinton pada 1996, saat masih menjadi Ibu Negara, dan kemudian dijadikan tradisi sejak 1999.
(samsul arifin – www.harianindo.com)