Jakarta – Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan saat diwawancara Time menyebutkan bahwa penyerangan yang menimpa dirinya terkait dengan penyidikan beberapa kasus korupsi yang sedang ditanganinya.
Kerena begitu lamanya kasus ini terungkap Novel lantas menduga ada ‘orang kuat’ berada di balik semua ini, bahkan Novel mendapatkan informasi ada jenderal polisi yang terlibat.
“Saya memang mendapat informasi bahwa seorang jenderal polisi terlibat,” kata Novel kepada Time.
“Awalnya saya mengira informasi itu salah. Tapi setelah dua bulan dan kasus itu belum juga selesai, saya mengatakan (kepada yang memberi informasi itu), sepertinya informasi itu benar,” lanjutnya.
Terkait hal ini, Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabag Penum) Divisi Humas Polri, Kombes Pol Martinus Sitompul mengatakan, seharusnya informasi yang didapatkan Novel disampaikan kepada penyidik Polda Metro Jaya yang sedang menangani kasusnya.
“Informasi-informasi yang dianggap penting oleh saudara Novel hendaknya disampaikan kepada penyidik, supaya tidak terjadi sebuah tendensi atau tudingan,” ujar Kombes Pol Martinus Sitompul.
“Karena informasi itu kan harus diuji, tidak dibiarkan, kalau diberikan kepada penyidik. Nanti kami akan teruskan, kami akan selidiki,” katanya.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian mengatakan bahwa polisi sedang berusaha keras menangkap pelaku penyerangan terhadap Novel. Bahkan Tito sempat menyebutkan kemungkinan keterlibatan Miryam S Haryani, anggota Komisi II DPR periode 2009-2014, yang saat ini juga terlibat kasus dugaan korupsi e-KTP.
“Semenjak 11 April, Polri telah membentuk tim gabungan yang berasal dari Polres Jakarta Utara, Polda Metro Jaya, dan Mabes Polri dan ini terus bekerja,” ujar Tito.
(samsul arifin – www.harianindo.com)