Jakarta – Tidak sedikit dari orangtua yang mencemaskan kebiasaan anak mereka yang terlalu sering bermain video game dan enggan melakukan kegiatan yang berada di luar rumah, seperti bermain sepak bola dengan teman-teman di lapangan.
Tetapi, permainan video game tidak selalu memberi efek buruk pada anak. Bila tak dilakukan secara berlebihan, permainan tersebut dapat memberi manfaat bagi perkembangan anak yang berguna di masa depan mereka, seperti dilansir dari metrotvnews.com, Sabtu (10/6/2017) berikut ini:
1. Menajamkan kemampuan berpikir
Bermain video game meningkatkan kemampuan anak dalam berpikir, membaca, belajar, beralasan, dan fokus. Selain itu anak yang yang menyukai aktivitas tersebut juga memiliki perhatian dan kemampuan berpikir abstrak yang lebih baik seperti rotasi mental dimana anak bisa mengimajinasikan gambar 2D dan 3D saat berotasi.
2. Termotivasi mengatasi kegagalan
Para peneliti percaya bahwa bermain video game membantu anak meningkatkan kecerdasan secara bertahap. Ketika mereka gagal dalam bermain, mereka akan tekun untuk berusaha lebih baik lagi.
Motivasi tersebut teraplikasi dalam kehidupan nyata dimana mereka akan merasa percaya diri dengan kemampuan mereka sendiri dan membuat mereka dapat mengatasi kegagalan yang dialami dengan cara yang sehat.
3. Menguatkan secara emosional
Beberapa studi menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara bermain video game dengan suasana hati anak dimana mereka akan bangga dengan kemampuan sendiri ketika memenangkan sebuah permainan.
Selain itu, permainan video game juga membantu mereka menghadapi hambatan dan membuat kesadaran diri meningkat. Studi lain juga menunjukkan bahwa pemainan video game yang memiliki aturan permainan dan karakter tokoh membuat anak dapat mengatasi rasa cemas dan frustasi dengan cara yang baik.
Baca juga: Pemerintah Uzbekistan Blokir Beberapa Game Populer, Apa Alasannya ?
4. Membuat lebih sosial
Permainan video game saat ini memiliki format berbagai pemain dan tak harus dimainkan sendiri. Sebuah penelitian menemukan bahwa hal tersebut dapat membangun komunitas virtual dimana anak-anak bisa belajar kepemimpinan dan bagaimana memberi kepercayaan. Kemampuan bersosialisasi tersebut juga bisa dipraktikkan dalam kehidupan nyata. (Yayan – www.harianindo.com)