Malang – Presiden Joko Widodo kembali membahas soal isu bangkitnya kembali Partai Komunis Indonesia (PKI) di Indonesia yang dihembuskan oleh pihak-pihak tertentu di media sosial.
Hal ini dikatakan oleh Jokowi saat memberikan sambutan dalam acara pembukaan Kajian Ramadan 1438 Hijriah di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) pada Sabtu (3/6/2017).
Dalam sambutannya, Jokowi mengajak seluruh elemen masyarakat untuk melaksanakan nilai-nilai Pancasila dan menghormati kebhinnekaan.
Selain itu, Jokowi juga meminta agar lebih bijak dalam menggunakan media sosial dengan tidak saling menghujat dan menyebarluaskan berita hoax.
Terakhir, Jokowi kemudian membahas terkait isu bangkitnya kembali PKI di Indonesia yang akhir-akhir semakin marak beredar di media sosial.
“Saya mau bicara mengenai masalah yang berkaitan dengan PKI karena sekarang ini masih banyak isu bahwa PKI bangkit, komunis bangkit,” kata Jokowi, yang langsung disambut dengan tepuk tangan meriah dari warga dan mahasiswa Muhammadiyah.
“Lho, kok malah ditepuki,” ujarnya bercanda.
Jokowi menegaskan, di Indonesia ini PKI sudah tidak mempunyai ruang sedikitpun untuk hidup dan berkembang. Karena itu ia mempertanyakan adanya isu yang menyatakan bahwa PKI bangkit di Indonesia.
“Pertanyaannya, di mana? Di mana? Karena jelas, sudah jelas, di konstitusi kita jelas, ada TAP (Ketetapan) MPR bahwa komunisme dilarang di negara kita Indonesia. Jadi, kalau bisa tunjukkan pada saya, saya gebuk detik itu juga,” tegas Jokowi.
Jokowi juga menyinggung soal dirinya yang dikait-kaitkan dengan bangkitnya PKI dan melindungi PKI.
“Apalagi disorong-sorongkan ke saya, seolah saya melindungi. Melindungi itu yang mana? Ini supaya clear. Pada saat PKI dibubarkan, umur saya baru tiga tahun. Karena enggak logis, (isunya) ditarik ke orang tua saya. Di zaman yang serba transparan ini, di era keterbukaan informasi saat ini, silakan saja dicek dan buktikan sendiri tuduhan-tuduhan itu,” katanya.
Jokowi juga mempersilahkan mereka yang menuduh dirinya untuk melihat silsilah keluarganya lewat media informasi.
“Mengeceknya kan gampang sekarang. Muhammadiyah punya, di Solo juga ada. Dicek saja, orang tua saya tinggal di mana, di kampung mana, di desa mana. Kakek-nenek saya juga bisa dicek. Sangat mudah sekali di era keterbukaan seperti ini,” ujar Jokowi.
(samsul arifin – www.harianindo.com)