Jakarta – Di bulan suci Ramadhan seperti ini, para perokok memiliki kesempatan sempurna untuk bisa berhenti dari kebiasannya. Yakni dengan mengubah halaman baru menuju gaya hidup sehat.
Praktiknya, Ramadhan membuat perokok menahan kebiasaan merokok 12 jam setiap hari. Apabila Anda sudah terbiasa, kenapa tidak mencoba untuk berhenti? Menurut kebanyakan dokter, gejala berhenti merokok yang buruk akan berakhir dalam 2 hari.
Sekitar 6 jam dari asap terakhir, detak jantung akan melambat, dan setelah 12 jam, tubuh akan terbebas dari nikotin. Setelah sebulan penuh, tekanan darah seseorang akan membaik dan sistem kekebalan tubuh akan mulai pulih dari efek merokok. Dr Puthavadathayil Mohamed Shamsudden dari Rumah Sakit medeor di Abu Dhabi merekomendasikan sejumlah langkah untuk membantu orang menghindari atau berhenti dari kebiasaan merokok selama Ramadan. Langkah penting yang pertama, setelah berbuka puasa Anda harus menghindari lingkungan para perokok yang sedang merokok.
Hal tersebut juga akan membantu Anda menghindari godaan yang disebabkan oleh kebiasaan merokok sosial bersama rekan-rekan. Apabila Anda berbuka puasa dengan perokok, pertimbangkan untuk segera meninggalkan meja dan berjalan-jalan. Alih-alih menyalakan sebatang rokok, Anda dapat berjalan menuju masjid untuk Salat. Selain itu, bagi banyak perokok, makanan dan minuman tertentu biasanya terkait dengan kebiasaan mereka. Selama bulan puasa, perokok harus mempertimbangkan minuman alternatif dan makanan yang tidak memicu ingin merokok.
Pada saat berbuka puasa, pertimbangkan untuk mengisi perut dengan sup dan air putih, daripada terlalu banyak mengonsumsi makanan kaya karbohidrat. Kemudian, di malam harinya, cobalah untuk mengonsumsi sayuran, buah-buahan atau kacang-kacangan, yang memiliki kandungan protein dan serat tinggi.
Baca juga: Inilah Beberapa Tip untuk Atasi Sakit Kepala saat Puasa
Olahraga pun dapat membantu mengurangi gejala ingin merokok ketika Ramadan. Jadi, Ramadan tentu saja dapat memberikan kesempatan bagus untuk berhenti merokok selamanya. Dalam jangka panjang, ini bisa menjadi penyelamat hidup dengan menurunkan risiko kanker, penyakit kardiovaskular, emfisema, hipertensi, dan bahkan penyakit ginjal secara signifikan. Demikian seperti dilansir dari okezone.com, Jumat (2/6/2017). (Yayan – www.harianindo.com)