Jakarta – Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetio Edi Marsudi, mempertanyakan maksud dari tim sinkronisasi yang dibentuk calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih Anies Baswedan-Sandiaga Uno untuk dilibatkan dalam pembahasan anggaran bersama DPRD DKI Jakarta.
Menurut Prasetio, pasangan Jokowi-Ahok dulunya tidak mengutak-atik anggaran pendapatan dan belanja daerah perubahan (APBD-P) dan rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) ketika menjabat menggantikan Fauzi Bowo (Foke) pada 2012 lalu.
Prasetio juga mengaku tidak mengenal tim sinkronisasi yang telah dibentuk Anies-Sandi.
“Saya tidak mengenal tim sinkronisasi. Yang penting, saat Pak Jokowi menggantikan Pak Foke, Pak Jokowi-Pak Ahok (Basuki Tjahaja Purnama) enggak pernah mengutik-utik masalah APBD Perubahan, begitu juga RPJMD,” kata Prasetio di Kantor DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa (30/5/2017).
Kebetulan Prasetio mendampingi Jokowi-Ahok di saat masa transisi pasca Jokowi dilantik menjadi Gubernur DKI Jakarta pada 2012.
“Kebetulan saya mendampingi beliau (Jokowi-Ahok) sebagai tim, saya enggak utak-atik. Setelah Pak Jokowi terlantik Oktober 2012, baru mengubah yaitu namanya KJS dan KJP,” katanya.
Karena itu, Prasetio menyarankan agar Anies-Sandi tidak terburu-buru memasukkan program kerja mereka dalam anggaran Pemprov DKI Jakarta, karena apabila memang program kerja mereka bagus pasti akan didukung oleh DPRD DKI.
“Kenapa sih harus terburu-buru, tenanglah. Kalau programnya baik, pasti kami support,” tandasnya.
(samsul arifin – www.harianindo.com)