Jakarta – Kerontokan rambut ternyata tak cuma dialami oleh mereka yang sudah berusia lanjut. Remaja bahkan hingga usia awal dewasa juga dapat mengalami kerontokan. Apa sajakah penyebabnya?

Rambut Rontok
Gloria Novelita, seorang dokter spesialis kulit, menjelaskan sejumlah faktor pencetus kerontokan rambut pada seseorang. Yang paling umum adalah penggunaan hair chemical seperti pewarna dan pemanasan rambut yang menyebabkan rambut mudah patah.
“Masalah rambut juga ada berbagai macam. Seperti rambut menipis, rambut rontok dalam jumlah banyak, kebotakan, tidak rontok tapi tekstur rambutnya berubah hingga rambut rontok yang menimbulkan bercak atau kita kenal dengan pitak,” ucap Gloria, dalam Metro Plus, Senin (22/5/2017)
Penyebab dari masalah rambut yang bervariasi itu, kata Gloria, tak dapat digeneralisasi hanya karena satu atau dua faktor. Sebab, pencetus kerontokan rambut bisa terjadi secara internal maupun eksternal.
Pada kasus kerontokan yang disebabkan karena faktor internal, umumnya dipengaruhi oleh faktor usia dan genetik. Biasanya di usia 30 tahun awal kerontokan rambut mulai terjadi. Pada wanita ditandai dengan rambut yang menipis di bagian garis atau belahan rambut sementara pada pria ditandai dengan kemunduran garis rambut pada kepala.
“Hormonal juga berpengaruh. Seperti ibu yang melahirkan, 6 bulan pascamelahirkan biasanya mulai rontok, Tapi setelah anak berusia 1 tahun akan normal kembali. Kemudian menopause dan lain-lain,” katanya.
Faktor lainnya, lanjut Gloria, adalah penyalit. Orang yang menderita penyakit autoimun seperti lupus atau penyakit tiroid juga termasuk yang mudah mengalami kerontokan. Juga pada mereka yang diet. 95 persen rambut adalah protein, diet menyebabkan nutrisi pada rambut berkurang.
Baca juga: Batuk dan Nyeri Dada Berkepanjangan ? Waspadai Penyakit Serius Ini
“Dan faktor eksternal biasanya berkaitan dengan kulit kepala. Faktor infeksi atau eksim dan salah merawat rambut juga berpengaruh. Kalau jerawat di rambut kita bisa eksplorasi apakah higienitas rambut kurang atau memang kulit kepalanya sensitif,” pungkasnya. (Yayan – www.harianindo.com)