Jakarta – Hasil survei dengan judul Status of Mind yang dilakukan oleh The Royal Society for Public Health menyimpulkan jika media sosial Instagram tergolong dapat berdampak buruk bagi kesehatan jiwa.
Survei itu menitikberatkan pada efek media sosial terhadap citra diri kaum remaja. Hasilnya, Instagram memiliki pengaruh besar pada citra remaja mengenai bentuk tubuhnya, waktu tidur, hingga memicu kecemasan sosial atau disebut juga sebagai fear of missing out (FOMO).
Tetapi selain nilai buruk tersebut, Instagram pun dianggap memberi efek baik. Kebaikan tersebut adalah terkait membantu remaja mengekspresikan diri serta menemukan identitas dirinya.
Seperti dilansir dari Telegraph, Sabtu (20/5/2017), survei Status of Mind melibatkan 1.479 orang remaja usia 14 sampai 24 tahun.
Para responden yang terkumpul diinstruksikan untuk menilai media sosial yang mereka gunakan dan efeknya terhadap beberapa isu, antara lain soal kecemasan, kesepian, serta pembentukan komunitas. Dalam hal ini, YouTube, Twitter, Facebook serta Snapchat memperoleh nilai yang lebih positif.
Baca juga: Facebook Kerahkan Ribuan Karyawan Untuk Pantau Konten
“Platform media sosial itu mestinya membantu remaja saling terhubung satu sama lain, tapi juga berpotensi memicu terjadi gangguan atau krisis kejiwaan,” tulis laporan yang disusun oleh The Royal Society for Public Health tersebut. (Yayan – www.harianindo.com)