Tulungagung – Seorang bocah perempuan berusia 10 tahun berinisial NF, warga di Kecamatan Kalidawir, Tulungagung, menjadi korban pelecehan seksual dan kekerasan fisik yang diduga dilakukan oleh oknum guru dan kakak kelasnya.
Kisah menyedihkan dari NF ini mulai terkuak saat santri di salah satu pondok pesantren (ponpes) di Kecamatan Ngunut ini pulang dari ponpes untuk menjalani liburan akhiru sanah (semesteran) sejak Minggu (7/5/2017) lalu.
Pihak keluarga lantas melihat beberapa kejanggalan yang dilihat dari perilaku NF ketika sampai di rumah. NF yang biasanya ceria tiba-tiba menjadi pendiam dan hanya sibuk dengan handphonenya saja.
Adik saya jadi pendiam. Biasanya kalau pulang selalu main kerumah saudara-saudaranya, biasanya minta diantar untuk membeli ice cream. Tapi pulang kali ini dia aneh diam saja, dan dilihat dari cara duduknya juga aneh, kakinya selalu dirapatkan,” terang Aziz, kakak sepupu korban, Minggu (14/7/2017).
Pada Selasa (9/5/2017), NF mengeluh tidak bisa buang air besar sehingga oleh pihak dibawa ke puskesmas.
“Kami membawa NF ke puskesmas, namun dari pihak puskesmas merujuk ke RSUD dr Iskak untuk melakukan pemeriksaan. Sekitar pukul 17.30 kami langsung membawa NF ke RSUD dr Iskak,” lanjutnya.
Menurut Aziz, dari hasil visum yang dilakukan diketahui bahwa NF diduga telah menjadi korban pelecehan seksual sudah lebih dari tiga kali. Hal ini dilihat dari bekas luka korban.
“Dia bukan hanya mengalami pelecehan seksual melainkan juga dianiaya oleh 3 orang kakak kelasnya,” jelas Aziz.
Korban juga mengalami trauma sehingga sering terbangun saat tidur sambil berteriak.
“Sampai hari ini (kemarin) adik saya masih belum bisa duduk, dan sering mengeluh sakit,” ungkapnya. Dia sebenarnya telah bertanya langsung pada NF tentang apa yang terjadi.
Atas kejadian ini, pihak keluarga dengan ditemani oleh Kepala Desa (Kades) setempat lantas melaporkan kasus ini ke polisi.
“Sudah kami laporkan ke kepolisian bersama keluarga didampingi pak kades,” pungkasnya.
Di tempat terpisah, Kepala Bagian Humas RSUD dr Iskak Tulungagung Moch. Rifai mengatakan, korban NF mengalami kondisi tekanan psikologis yang parah.
“Secara kesehatan sudah berangsur membaik, akan tetapi secara psikologis korban NF mengalami tekanan yang parah, sehingga harus ada pendamping untuk pemulihannya,” ungkap Rifai.
Kasubag Humas Polres Tulungagung AKP Saeroji membenarkan adanya laporan dugaan pelecehan seksual terhadap NF yang diduga terjadi di sebuah ponpes di Kecamatan Ngunut.
“Saat ini masih dalam proses pemeriksaan orang tua,” ucapnya.
(samsul arifin – www.harianindo.com)