Harian IndoJakarta – Tepat pada hari ini di tanggal yang sama, 13 Mei, di tahun 1981 yang lalu sejarah mencatat sebuah peristiwa mengejutkan dimana Paus Yohanes Paulus II mengalami percobaan pembunuhan saat berada di Alun-Alun Santo Petrus, Italia. Akibat dari peristiwa itu, Paus dan seorang turis mengalami luka-luka.
Dikutip dari History.com, Sabtu (13/5/2017), penembakan dilakukan oleh seorang berkewarganegaraan Turki bernama Mehmet Ali Agca.
Agca sendiri seusai peristiwa tersebut langsung ditangkap oleh pihak keamanan, dari hasil investigasi diketahui bahwa Agca awalnya akan pergi ke Inggris untuk membunuh raja di sana, namun karena ia baru sadar bahwa Inggris dipimpin oleh seorang ratu maka Agca mengurungkan niatnya. Karena Agca menyebut bahwa “orang Turki tidak menembak perempuan”.
Saat proses peradilan dimulai pada 20 Juli 1981, Agca tidak kooperatif, karena Ia menyebut Italia tidak memiliki yurisdiksi mengingat penembakan itu terjadi di Vatikan. Namun kemudian pengadilan tetap menetapkan Agca bersalah dan dihukum dengan hukuman penjara seumur hidup.
Tetapi pada kenyataannya Agca dibebaskan pada tahun 2010 karena mendapatkan sejumlah amnesti serta adanya perubahan pada Undang-Undang di Italia.
Dari peristiwa tersebut kemudian berkembang sejumlah kabar bahwa penembakan terhadap Paus Yohanes Paulus II merupakan konspirasi karena ada teori yang mengatakan bahwa Agca memiliki hubungan dengan KGB, badan intelijen Uni Sovyet.
Menurut kabar, Agca diperintahkan untuk membunuh Paus karena pemimpin umat Katolik ini mendukung pergerakan demokrasi di Uni Sovyet.
(samsul arifin – www.harianindo.com)
