Jakarta – Setelah ditunggu-tunggu oleh banyak pihak terkait beberapa kasus yang menjerat Habib Rizieq Shihab (HRS) di Indonesia,terdengar kabar bahwa Rizieq ternyata sudah tidak berada lagi di Arab Saudi untuk ibada umroh, namun pemimpin Froint Pembela Islam itu kini sedang berada di Malaysia untuk menyelesaikan program doktornya yang sempat tertunda.
Rizieq diketahui sedang menjadi kandidat doktor di Universitas Sains Islam Malaysia (USIM), Nilai, Negeri Sembilan.
“HRS saat ini kandidat doktor pada Dakwah dan Manajemen Islam Universitas Sains Islam Malaysia. Disertasinya sudah 70 persen,” ujar Kepala Program Dakwah dan Manajemen Islam USIM, Associate Profesor Dr Kamaluddin Nurdin Marjuni di Kuala Lumpur, Kamis (11/5/2017).
Profesor Dr Kamaluddin Nurdin Marjuni ini juga menjadi salah satu promotor dari Rizieq dalam mengejar gelar doktornya, di samping promotor kedua Dr. Ahmed Abdul Malik dari Nigeria.
Menurut Kamaluddin, HRS telah memulai peogram studi S3-nya pada September 2012 lalu di Universiti Sains Islam Malaysia di Program Dakwah dan Pengurusan Islam, Fakulti Kepimpinan dan Pengurusan.
“HRS menulis disertasi dalam Bahasa Arab Manahij At-Tamyiz Bayna Al-Ushul Wa Al-Furu’ Inda Ahli Suna Waljama’ah atau Metode Pemisahan Antara Masalah Usuliyyah dan Furui’yyah menurut Ahlu Sunnah Waljama’ah,” kata Kamaluddin.
HRS akan berada di Malaysia selama beberapa hari untuk bertemu kedua promotornya secara intensif guna berkosultasi menyusun desertasi.
“Saat ini berada pada semester sembilan. Seandainya tidak disibukkan dengan dakwah dan politik di Indonesia, maka seharusnya HRS sudah dapat selesaikan program doktornya pada akhir tahun 2015 atau semester tujuh,” katanya.
Menurut pengakuan Kamalludin, HRS termasuk orang yang gigih dan cerdas. Ia akan mencari buku-buku referensi guna melengkapi desertasinya walaupun harus ke luar negeri.
“Ketika dia mengambil dua mata kuliah (Data Analisis & Metodologi Research) yang diwajibkan kepada setiap mahasiswa program doktor pada semester pertama tahun 2012, Dr. Mikail Ibrahim, dosen mata kuliah Data Analisis terheran-heran melihat kecerdasan HRS yang dapat menyelesaikan seluruh tugasan dengan cemerlang,” katanya.
Kepada dirinya, HRS mengatakan bahwa ia akan menyelesaikan jenjang pendidikan akademiknya karena HRS tidak mau tanggung-tanggung.
“Semoga HRS dengan keadaan dakwah di Indonesia yang beliau perjuangkan selama ini, mengarah kepada keadaan yang kondusif, sehingga dia dapat kembali konsentrasi penuh menyelesaikan desertasinya yang tinggal 30 persen saja, sehingga dapat melakukan promosi doktor di awal tahun 2018 mendatang,” katanya.
(samsul arifin – www.harianindo.com)