Jakarta – Sosok perempuan bernama Fatimah alias Kak Emma mendadak jadi perbincangan usai rekaman suara yang diduga Firza Husein viral di media sosial. Dalam percakapan dalam video itu, Firza berulang kali mencurahkan isi hatinya ke Kak Emma dengan nada tinggi.
Hingga saat ini, pihak kepolisian terus mendalami kasus chat yang bernada pornografi yang telah menyeret Ketua Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Syihab dan Firza yang berstatus sebagai tersangka kasus makar tersebut. Kak Emma pun telah diperiksa beberapa waktu lalu. Akan tetapi, pada panggilan yang kedua, dirinya tidak bisa hadir.
“Ya biasa lah alasan kesehatan saja. Pas dipanggil memang Kak Emma lagi kurang sehat. Takut nanti enggak fokus (diperiksa) akhirnya enggak datang,” ujar Mirza Zulkarnaen, kuasa hukum Kak Emma, Kamis (27/4/2017).
Mirza menilai, mulanya pihak Kak Emma meminta pemeriksaan dijadwalkan ulang pada Jumat (28/4/2017). Namun, pemeriksaannya justru diundur minggu depan setelah May Day. Mirza mengatakan antara Fatimah yang kerap dipanggil Umi Emma tersebut tak ada hubungan spesial dengan Firza. Akan tetapi, diakui jika keduanya memang sudah saling kenal lantaran sempat satu pengajian.
“Tapi saya baca media, pemeriksaannya minggu depan setelah May Day, karena polisi fokus pengamanan.”
“Teman ngaji, ngobrol biasa, arisan,” tuturnya.
Lantas, Mirza mengungkapkan rasa herannya dengan langkah polisi yang ngotot memanggil kliennya. Menurutnya, harusnya aparat juga fokus mencari pihak yang sengaja menyebarkan konten pribadi tersebut ke media sosial.
Mirza menilai, dalam Undang-Undang Pornografi jelas disebutkan apabila penyebar pornografi juga harus dihukum.
“Mungkin ada tapi tidak seluruhnya, tapi intinya kita sayangkan polisi enggak panggil penyebar,” jawab Mirza.
“Makanya ini lucu, kenapa kita dipanggil penyebar tidak. Kenapa yang dikejar cuma Firza dan Emma?” tanyanya.
Baca Juga : Kak Emma Stres Saat Jalani Pemeriksaan “BaladaCintaRizieq”
“Itu juga kan bukan percakapan yang dibuka di facebook. Ini kan pribadi, pihak-pihak tertentu saja. Kenapa enggak dicari penyebarnya,” jelasnya.
“Jelas, kita pertanyakan kenapa penyebar pesan tidak diusut, apa benar isinya? Dari HP siapa? Motifnya apa menyebar? Seandainya pun itu benar, seandainya ya itukan percakapan pribadi bukan yang sifatnya memang bisa diketahui orang banyak,” tandasnya.
(bimbim – www.harianindo.com)