Malang – Belakangan ini toleransi antar umat beragama di Indonesia tengah menjadi sorotan tajam. Nahdlatul Ulama sebagai organisasi keagamaan yang berhaluan moderat tentunya memiliki karakter toleran (tasamuh), moderat (tawassuth), serta harmoni (tawazun) yang selalu dijadikan pedoman dalam bertindak bagi setiap warga NU.

Ustadz Khoirul Hafidz dalam Acara “Indahnya Beraswaja”
Seperti dilansir dari situs resmi Nahdlatul Ulama, Kamis (27/4/2017), salah satu sikap moderat yang ditunjukkan warga NU ialah dengan menghindari sikap fanatisme, baik ekstrem kanan maupun kiri.
Hal tersebut diungkapkan oleh Ustadz Khoirul Hafidz Fanani dalam acara bertajuk “Indahnya Beraswaja”, yang diselenggarakan di Kantor MWCNU Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang, Senin (24/4) lalu.
“NU tidak menerima fanatisme, tidak ada konsep itu dalam NU,” ungkap Ustadz Hafidz.
Fanatisme yang dimaksud salah satunya ialah tindakan mengkafirkan dan memunafikkan orang lain, apapun agama atau keyakinan orang tersebut.
“Kita bilang bahwa kita yang benar dan masuk surga, tapi tidak mencap mereka sebagai penghuni neraka,” imbuhnya. (bimbim – www.harianindo.com)