Jakarta – Kemampuan smart phone untuk membuat siapa saja bisa mengirim pesan dengan jumlah yang banyak sekaligus. Lewat berbagai fitur aplikasi perpesanan yang dapat diinstal di ponsel pintar tersebut.
Meski demikian, kemudahan ini kadang kala digunakan orang untuk menyebar informasi hoax, promosi gatis, dan lain sebagainya.
Seperti yang baru-baru ini viral dan membuat heboh dunia maya. Beredar pesan broadcast mengerikan di berbagai aplikasi perpesanan ponsel pintar. Pengirimnya mengaku seorang bocah bernama Radit, umurnya 12 tahun. Ia telah meninggal dunia dan mengirim pesan dari dalam kubur. Bagaimana bisa?
Sebelum bertanya jauh ke sana, konten yang dikirim Radit amat sangat mengerikan. Ia mengaku sebagai korban ledakan bom. Kepalanya tertembus serpihan kaca dan langsung meninggal seketika.
“Kak tolong sebarkan BC ini ke seluruh kontak kakak. Kalau tidak aku akan datang ke kamar kaka dan membunuh kakak,” tulis pengirim yang mengaku bernama Radit, mulai mengancam, Rabu (26/4/2017).
Tidak berhenti sampai di situ, Radit juga memerikan contoh-contoh orang yang telah ia bunuh karena tidak menyebarkan broadcast. Korban pertama bernama Gisel yang cuma mengirim ke dua kontak.
“Malemnya aku datang, dan memotong-motong jari Gisel dengan serpihan kaca yang menancap di kepalaku,” tulisnya.
Hal yang sama juga diceritakan terjadi pada korban bernama Rendi yang mengirim broadcast hanya kesepuluh kontak. Jari kakinya digigit sampai putus.
Pengirim juga mengirimkan contoh orang yang mau mengirim broadcast ke seluruh orang di kontaknya.
“Namanya Karla, aku datang kepadanya dan membawakan liontin sebagai hadiah,” tulisnya.
Radit mengirim broadcast itu dengan tujuan biar sampai ke pelaku pengeboman. Dilengkapi dengan tanda tagar bahkan sumpah demi Tuhan bahwa broadcast itu adalah sebuah kebenaran.
Baca juga: Inilah Bubo, Burung Hantu Yang Diyakini Bisa Menghalau Santet
Tentu saja, broadcast tersebut juga diunggah ke media sosial Facebook. Beberapa netizen menganggap cerita dalam broadcast itu cukup mengerikan. Sebagian mengangap broadcast seperti itu sangat kampungan. Kendati demikian, tak jarang netizen yang mengaku ketakutan dan menyebarkan broadcast tersebut. (Yayan – www.harianindo.com)