Jakarta – Tak sedikit masyarakat yang menganggap bahwa kekalahan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam Pilkada DKI Jakarta putaran kedua dikarenakan menyandang status terdakwa kasus penistaan agama. Bagi Front Pembela Islam (FPI), kekalahan Ahok- Djarot Saiful Hidayat tersebut karena sebagian besar umat Islam yang ada di Jakarta bersatu.
“Dipungkiri atau tidak, bahwa faktor agama ternyata masih jadi penentu. Dan itu juga dibuktikan dari beberapa survei dalam memilih calon pemimpin,” kata Jubir FPI Slamet Ma’arif , Jakarta, Kamis (20/4/2017).
Menurut Slamet, gerakan salat Subuh keliling juga menjadi salah satu faktor yang cukup ampuh dalam mendulang kemenangan untuk Anies Baswedan dan Sandiaga Salahuddin Uno.
“Gerakan-gerakan kami soal Subuh keliling yang dilakukan kemarin untuk menggerakkan umat luar biasa,” tuturnya.
Selain adanya aksi salat Subuh keliling, lanjutnya, yang menjadi faktor kemenangan Anies-Sandi lantaran munculnya kegiatan Dakwah keliling, tak terkecuali di Kepulauan Seribu sendiri. Padahal dalam Pilkada DKI putaran pertama lalu, sebagian besar warga di Kepulauan Seribu memilih paslon nomor urut 2.
Baca Juga : Demi Bertemu Ahok, Anies Naik Helikopter
“Ini terbukti di Kepulauan Seribu, yang tadinya Ahok bisa unggul di Kepulauan Seribu, seribu suara, untuk putaran kedua, setelah kita safari dakwah, kami berjuang di sana, memberikan simpati keagamaan umat di sana, sekarang hasilnya cuma 60 persen di Kepulauan Seribu,” terangnya.
(bimbim – www.harianindo.com)