Jakarta – Calon Gubernur DKI Jakarta petahana, Basuki Thajaja Purnama alias Ahok kalah dalam Pilkada DKI Jakarta putaran kedua. Kekalahan tersebut pastinya menimbulkan pertanyaan baru kemana Ahok akan berlabuh nantinya.
Terkait hal tersebut muncul sejumlah spekulasi terkait dengan masa depan Ahok. Kedekatan Ahok dengan Presiden Jokowi disebut-sebut akan memuluskan jalannya untuk mendapatkan sebuah jabatan baru. Isu yang mencuat ke permukaan diantaranya yakni, Ahok akan jadi menteri hingga Dirut BUMN.
Akan tetapi, sebelum kalah dalam Pilkada, Ahok sempat menyatakan sedang mengincar posisi Direktur Utama Badan Urusan Logistik (Bulog). Ahok mengungkapkan hal tersebut pada Juli 2015 silam. Keinginan itu, kata Ahok, kerap dia lontarkan bila bertemu Presiden Jokowi.
“Saya sudah bilang ke Presiden kalau bos Bulog enggak beres biar saya yang gantikan,” kata kata Ahok pada peresmian Operasi Pasar 2015 di Balai Kota, Kamis, 2 Juli 2015 lalu.
Ketika itu, Ahok menilai bahwa peranan Bulog sangat penting bagi masyarakat. Pasalnya, perusahaan tersebut tetap menjadi tumpuan dalam menjamin pasokan beras yang ada di pasaran.
“Apa susahnya mengatur dan menjaga volume beras,” tambahnya.
Menurut Ahok, menjadi seorang Dirut Bulog tak hanya butuh kepandaian dalam mengamankan kebutuhan pangan di Indonesia, tetapi juga yang jujur dan berani. Hal tersbeut beralasan bahwa perusahaan ini kerap berbenturan dengan kepentingan spekulan yang sering memainkan harga.
“Saya sudah siap ini mumpung mau dipecat Dewan lewat hak menyatakan pendapat,” kata Ahok dengan lantang.
Keinginan Ahok untuk menjadi bos Bulog lantaran dipicu kekagumannya pada mantan Presiden Soeharto dalam mengatur ketersediaan bahan pangan. Ahok menilai bahwa Bulog pada era Soeharto memiliki taji. Perlu diketahui bahwa gaji seorang Dirut Perum Bulog berkisar Rp 100 jutaan.
“Malam hari dikabarkan stok kosong, besok pagi gudang sudah terisi penuh karung beras, lalu spekulan itu harus menjual berasnya,” ungkapnya.
Baca Juga : Ahok Tak Perlu Menjalani Hukuman Di Dalam Penjara
“Ada yang sudah nawarin kok gaji Rp 250 juta per bulan di luar bonus. Mana bisa dapat duit segitu kalau jadi gubernur,” ujarnya tertawa.
(bimbim – www.harianindo.com)