Harian IndoJakarta – Salah satu pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan- Sandiaga Uno telah menghabiskan dana untuk berkampanye sebesar Rp 17,9 miliar dalam Pilkada DKI putaran kedua kali ini.
Tim pemenangan pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan-Sandiaga Uno menyerahkan laporan penerimaan dan pengeluaran dana kampanye (LPPDK) selama putaran kedua Pilkada DKI Jakarta 2017 ke KPU DKI Jakarta
Heru Swasana selaku Financial Controller Tim Bendahara Anies-Sandi, menjelaskan bahwa dana awal kampanye putaran kedua sebesar Rp 533 juta, yang merupakan sisa dana kampanye pada putaran pertama. Lantas, sumbangan dana yang berasal dari badan hukum swasta sejumlah Rp 1,5 miliar, serta sumbangan dana pribadi Sandi senilai Rp 16 miliar.
“Untuk yang putaran kedua ini 89 persen dari Pak Sandiaga Uno persis. Nilai uangnya di angka Rp 16 miliar,” ujar Heru seusai menyerahkan laporan dana kampanye di Kantor KPU DKI, Jalan Salemba Raya, Jakarta Pusat, Minggu (16/4/2017).
Heru membeberkan bahwa ada dua badan hukum swasta yang ikut menyumbang dana kampanye pasangan calon nomor urut tiga tersebut. Sedangkan, sumbangan dari perseorangan hanya berasal dari Sandi saja. Heru menyebut Anies tidak memberikan sumbangan dana dalam masa kampanye putaran kedua. Sisa dana kampanye Anies-Sandi, lanjut Heru, yakni sebesar Rp 150 juta. Rencananya sisa dana tersebut akan disumbangkan.
“Perseorangan cuma Pak Sandi aja, Pak Anies enggak ada,” kata dia.
“Sisa dana sekitar Rp 150 juta. Karena tidak ada aturan terkait yang mengatur itu, dikembalikan ke paslon. Kemarin wacananya sih untuk beramal, disumbangkan,” ucap Heru.
Baca Juga : Terkait Tudingan Kafir, Cak Nun Ambil Contoh Gethuk dan Kripik
Diketahui, bahwa pengeluaran dana sebesar Rp 17,9 miliar tersebut digunakan untuk pertemuan terbatas Rp 50 juta, pertemuan tatap muka Rp 1.019.000.000, pembuatan atau produksi iklan Rp 250 juta, penyebaran bahan kampanye Rp 4,762 miliar, pengeluaran modal lain-lain Rp 13 juta.
Kemudian, pengeluaran tersebut juga untuk pembelian peralatan Rp 10 juta, pengeluaran operasi lain-lain Rp 830 juta, serta kegiatan lain-lain Rp 10,968 miliar.
(bimbim – www.harianindo.com)
