Kudus – Salah seorang budayawan asal Jombang, Emha Ainun Nadjib meminta masyarakat untuk belajar dari “mazhab telo”. Ia meminta hal tersebut lantaran, menurutnya orang beragama saat ini saling menuduh kafir maupun syirik.
Telo sendiri dalam bahasa Indonesia berarti ketela yang merupakan bahan dasar dari makanan. Ketela sendiri bisa dibuat bermacam-macam makanan seperti kripik, gethuk dan berbagai macam makanan yang lain. Cak Nun mengungkapkan, bahwa yang terjadi saat ini, kripik menganggap “syirik” gethuk sedangkan gethuk menganggap “kafir” kripik.
Baca Juga : Kapolres Sorong Tak Segan Untuk Tembak Mati Pelaku Curanmor dan Begal Yang Melawan
“Untuk itu kita harus mengerti gethuk sampai telo,” harapnya dalam Sinau Bareng Cak Nun dan Kiai Kanjeng yang dilaksanakan di SMPN 1 Dawe, Kudus, Jumat (7/4/2017) malam.
“Wong pinter tapi ora apik ya bahaya,” contoh Cak Nun menambahkan.
(bimbim – www.harianindo.com)