Jakarta – Dr. Mahir Hasan Al-Munajjid, cendekiawan Muslim asal Suriah, menegaskan jika hubbul wathan atau cinta tanah air mempunyai peran penting. Hal itu bercermin terhadap tragedi kemanusiaan yang terjadi di negaranya sendiri.
Terkait cinta tanah air tersebut, Mahir menegaskan saat mengisi Halaqah Quraniyah bertajuk Pesan Damai dan Cinta Tanah Air dalam Kajian Al Quran di Universitas Muria Kudus (UMK), Jumat (20/1/2017).
Pengajar qiraah di Jamiah Imam Syafii Cianjur, Jawa Barat itu menegaskan, banyak Negara mayoritas beragama Islam hancur akibat ulah rakyatnya sendiri. Mereka, sebutnya, tidak mengenal hubbul wathan, cinta tanah air.
Cinta tanah air, lanjut Mahir, dilakukan dengan cara setiap unsur masyarakat menjaga tanah air agar jangan sampai merusak serta merobohkan tanah airnya sendiri.
Abdullah bin Umar, lanjutnya, adalah sosok yang mencintai tanah air. Meski Negaranya sedang gonjang-ganjing tetapi beliau tidak berontak. Maka, ketika kita mengalami masa pemerintahan yang dzalim sekalipun, tidak boleh serta merta khuruj, memerangi pemerintah.
Dengan kudeta, Mahir pun meyakini akan terjadi kekacauan yang semakin besar. “Satu hakim yang fasiq akan memunculkan dharar yang besar,” lanjutnya.
Apabila penguasa berusaha dilengserkan, maka yang lain akan main hakim sendiri. “Kita patuh dengan aturan pemerintah saja,” tegasnya.
Hal itu yang diajarkan oleh Abdullah bin Umar. Di samping itu, ungkap Dr Mahir, cinta tanah air juga harus mengedepankan majelis ilmu. Duduk bersama saling berdiskusi demi menuntaskan berbagai problem.
Baca juga: Ridwan Kamil Lakukan Survei Pilkada Jabar di Instagram, Hasilnya?
“Tentu ialah ilmu yang bersumber dari Ulama. Karena konteks hubbul wathan adalah peran ilmu dan juga Ulama,” pungkasnya. (Yayan – www.harianindo.com)