Jakarta – Belakangan ini, diketahui sejumlah pihak yang menggunakan agama sebagai alat politik. Hal tersebut sebagaimana yang dilontarkan salah seorang Cendikiawan muslim Syafii Maarif. Saat ini, Agama seringkali dijadikan alat untuk mengejar kekuasaan dan jabatan semata.

Syafii Maarif
“Agama itu jangan dijadikan alat politik. Saya tegaskan agama jangan dijadikan alat politik,” tegas pria yang akrab disapa Buya ini di Jakarta, Sabtu (8/4/2017).
Menurut mantan Ketua PP Muhammadiyah tersebut, jika agama dijadikan sebagai alat politik, maka hal tersebut bisa mengakibatkan perpecahan. Pasalnya, tak sedikit pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab menggunakan agama sebagai alat politik yang hanya bertujuan untuk mengobarkan api kebencian saja.
“Dampaknya orang jadi mudah sekali mengembangkan kultur kebencian,” imbuh Buya.
Mantan ketua umum PP Muhammadiyah itu juga meminta agar jajaran penegakan hukum dalam hal ini kepolisian untuk tidak ragu menindak orang atau kelimpok yang dianggap melakukan provokasi dan menyebarkan kebencian. Seperti soal spanduk provokatif yang meresahkan lantaran kental aroma SARA.
Baca Juga : Ketimbang Agama, Buya Syafii Memilih Pemimpin Berdasar Rekam Jejak
“Oleh karena itu penegak hukum jangan lagi membiarkan itu (spanduk provokatif) agar polisi swasta tidak bergentayangan. Makanya polisi yang benar bertindak. Ya polisi tahu itu caranya,” Buya memungkas.
(bimbim – www.harianindo.com)