Jakarta – Ali Fauzi Manzi selaku mantan instruktur bom Jamaah Islamiyah Wakalah Jawa Timur, mengaku kenal dengan salah satu terduga teroris yang ditangkap tim Densus 88 di Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan, ZA (50 tahun), pada Jumat, (7/4/2017). ZA diketahui sempat bergabung dengan Front Pembela Islam (FPI) lalu bergabung dengan terpidana teroris Aman Abdurrahman.
“Kalau dengan dua terduga teroris lain yang ditangkap Densus 88 saya tidak kenal, tapi yang pernah akrab dengan saya yang pimpinannya, dia adalah ZA. Karena dia dulu satu pesantren dengan saya,” kata Ali Fauzi.
Menurut adik bomber Bali, almarhum Amrozi tersebut, ZA mengalami perubahan sejak dirinya bergabung dengan Front Pembela Islam atau FPI beberapa tahun silam. Lantas, beberapa tahun kemudian, ZA membelot dan menentang pemikiran-pemikiran Rizieq Shihab ketika masuk personel baru di Kecamatan Blimbing, Lamongan, yaitu mantan narapidana terorisme kala itu, Aman Abdurrahman.
“Dia mengalami perubahan signifikan ketika bersentuhan dengan FPI dan mengundang Habib Rizieq Shihab tablig akbar di Pantura Lamongan,” ujarnya.
“Jadi waktu itu Aman Abdurrahman mendakwahkan pemikiran-pemikirannya di Blimbing, Brondong, Paciran, dan Lamongan Pantura. Kemudian muncul sosok pembom bunuh diri di Mapolsek Poso, Zaenal Arifin. Lalu muncul sosok teroris bernama Dayat yang ditembak tim Densus 88 di Tulungagung,” kata Ali.
Baca Juga : Said Aqil : “Jangan Ngaku Ahli Agama, Ahli Agama Kok Demo”
Dari rentetan peristiwa dan pertemuan tersebut ZA terjalin dan tergabung dalam jaringan Jamaah Anshorud Daulah atau JAD pimpinan Aman Abdurrahman.
“Jadi ini jaringan JAD. Sebetulnya ini jaringan lama, tahun 2010 sudah muncul,” kata Ali.
(bimbim – www.harianindo.com)