Jakarta – Baru-baru ini, ada satu lagi kisah hidup pahlawan nasional kita yang diangkat ke layar lebar. Film biopik Kartini karya Hanung Bramantyo tersebut dijadwalkan akandirilis (19/4/2017) mendatang.
Aktris Dian Sastrowardoyo didapuk memerankan karakter pejuang emansipasi perempuan tersebut. Sedangkan pemeran adik-adiknya adalah Ayushita (Kardinah) dan Acha Septriasa (Roekmini). Kemarin, Rabu (5/4) saat konferensi pers di Plaza Indonesia, ketiganya kompak mengenakan kebaya.
“Sampai sekarang kami terbawa aura-aura khas perempuan Jawa tempo dulu,” kata Dian.
Film arahan Hanung Bramantyo tersebut, Kartini dan dua adiknya memang diceritakan sebagai bangsawan Jepara (Jawa Tengah) dan bersikap layaknya perempuan terpandang. Berbicara dengan bahasa Jawa halus, mengenakan kain, menyanggul rambut, dan berjalan sambil jongkok merupakan kewajiban. Agar menghayati perannya tersebut, Acha Septriasa turut belajar tentang adat dan bahasa Jawa.
“Pokoknya, selama proses reading, kami juga belajar tentang adat dan bahasa Jawa supaya lebih menghayati,” ujar Acha.
Namun, di satu sisi, Ayushita yang memang berdarah Jawa mengaku tidak kesulitan. Dia memang tumbuh besar di lingkungan dengan budaya Jawa.
“Pas kecil, saya juga terbiasa ngomong bahasa Jawa,” ungkap Ayushita.
Demikian pula halnya, Adinia Wirasti, pemeran kakak Kartini, Sulastri.
“Saya sehari-hari kalau ngomong ya terbilang medok,” ujar Asti, lantas tertawa.
Berbeda halnya dengan Dian dan Acha. Acha merupakan keturunan Minangkabau, sedangkan Dian sejak kecil hidup di ibu kota. Dian sebagai pemeran utama tak tinggal diam. Selama proses pendalaman karakter, Dianlah yang mengajak seluruh cast untuk berbicara dengan bahasa Jawa atau berlogat Jawa.
“Orang tua saya pun besar di Jakarta. Untung dibantu Mas Hanung yang asli Jawa dan paham budayanya,” kata Acha.
“Pokoknya harus bisa. Sebab, sebagian besar dialog kami dilakukan dalam bahasa Jawa,” tegas Dian.
Tidak hanya sulit berbicara bahasa Jawa, para cast pun cukup sulit melakukan adegan budaya Jawa lain. Misalnya, ketika Dian, Ayu, dan Acha harus berjalan jongkok dengan mengenakan bawahan kain batik. Memasang sanggul pun harus dilakukan sendiri agar semakin menghayati peran.
Baca Juga : Julia Perez Tak Kunjung Diizinkan Pulang Ke Rumah, Kenapa Lagi ?
“Kami benar-benar latihan khusus untuk itu. Bahkan, ada kain yang sampai robek karena kami salah posisi jalan,” ungkap Dian, lalu tertawa.
“Awalnya kami dibantu tim make-up. Tapi, kemudian kami pakai sanggul sendiri supaya terbiasa dengan gaya hidup perempuan Jawa klasik,” kata Asti.
(bimbim – www.harianindo.com)