Jombang – Rais Aam PBNU KH Ma’ruf Amin menyatakan, gerakan kelompok ekstrem baik ekstrem kanan atau kiri penting untuk menjadi fokus. Kelompok tersebut berpotensi memicu perpecahan antarsesama, sebab secara umum kelompok ini tidak dapat menerima terhadap perbedaan khususnya di tanah air, terlebih soal syariah.
Kiai Ma’ruf Amin pun mengimbau agar para ulama dan kiai hendaknya bisa menjaga generasi bangsa dari kelompok-kelompok tersebut. “Para kiai dan ulama harus menjaga dari pikiran-pikiran yang menyimpang,” kata Kiai Ma’ruf saat menghadiri haul ke-38 almaghfurlah KH Bisri Syansuri di halaman Pondok Pesantren Mamba’ul Ma’arif Denanyar Jombang, Selasa (28/3/2017) malam.
Kiai Ma’ruf menjelaskan, sikap kelompok ekstrem yang cenderung keras terhadap kelompok yang tidak sepaham ini diakibatkan oleh minimnya pemahaman terhadap syariah. Mereka hanya berpegang teguh pada teks sebagai sumber syariah, dan menyampingkan upaya ijtihad para ulama dalam merespon setiap persoalan aktual.
“Kelompok-kelompok itu hanya kedepankan teks-teks saja, jika persoalan tidak ada nashnya maka dianggap bid’ah. Jika sudah bid’ah maka mereka menganggap tempatnya di neraka dan dimusuhi,” jelas Kiai Ma’ruf.
Dengan mengutip pendapat Imam Haramain, Kiai Ma’ruf menegaskan bahwa syariah kebanyakan diperoleh dari proses ijtihad para ulama atas setiap masalah yang terjadi, dan nash tidak dijelaskan secara detail.
“Imamul Haramain dalam salah satu kitabnya menjelaskan, sebagian besar syariah itu lahir dari ijtihad bukan dari nash yang langsung ditafsirkan secara tekstual,” kata Kiai Ma’ruf.
Hal itu menunjukkan bahwa masalah-masalah keumatan terus berkembang hingga saat ini. “Al-Qur’an hanya 30 juz, sementara kejadian-kejadian itu terus berkembang. Makanya itu semua harus disikapi dengan ijtihad-ijtihad,” pungkasnya. (Syamsul Arifin/Alhafiz K)
Kiai Ma’ruf Amin: Kelompok Ekstrem Banyak Tak Paham Soal Sumber Syariah
Jombang, NU Online
Rais Aam PBNU KH Ma’ruf Amin menyebut gerakan kelompok ekstrem baik ekstrem kanan atau kiri penting untuk diperhatikan. Kelompok ini berpotensi memicu perpecahan antarsesama, sebab secara umum kelompok ini tak bisa menerima terhadap perbedaan khususnya di tanah air, terutama soal syariah.
Kiai Ma’ruf Amin mengimbau agar para ulama dan kiai hendaknya bisa menjaga generasi bangsa dari kelompok-kelompok tersebut. “Para kiai dan ulama harus menjaga dari pikiran-pikiran yang menyimpang,” kata Kiai Ma’ruf saat menghadiri haul ke-38 almaghfurlah KH Bisri Syansuri di halaman Pondok Pesantren Mamba’ul Ma’arif Denanyar Jombang, Selasa (28/3) malam.
Ia menjelaskan, sikap kelompok ekstrem yang cenderung keras terhadap kelompok yang tidak sepaham ini diakibatkan oleh minimnya pemahaman terhadap syariah. Mereka hanya berpegang teguh pada teks sebagai sumber syariah, dan menyampingkan upaya ijtihad para ulama dalam merespon setiap persoalan aktual.
“Kelompok-kelompok itu hanya kedepankan teks-teks saja, jika persoalan tidak ada nashnya maka dianggap bid’ah. Jika sudah bid’ah maka mereka menganggap tempatnya di neraka dan dimusuhi,” jelasnya.
Sambil mengutip pendapat Imam Haramain, Kiai Ma’ruf menegaskan bahwa syariah kebanyakan diperoleh dari proses ijtihad para ulama atas setiap masalah yang terjadi, dan nash tidak dijelaskan secara detail.
Baca juga: Aksi 313, FUI : “Amien Rais Sudah Mengonfirmasi Bakal Hadir”
“Imamul Haramain dalam salah satu kitabnya menjelaskan, sebagian besar syariah itu lahir dari ijtihad bukan dari nash yang langsung ditafsirkan secara tekstual,” pungkasnya. (Yayan – www.harianindo.com)