Harian IndoJakarta – Baru saja media sosial dikejutkan dengan beredarnya video penangkapan ular piton yang telah menelan seorang petani kelapa sawit bernama Akbar (25), di Dusun Pangerang, Desa Salubiro, Kecamatan Karossa, Kabupaten Mamuju Tengah.
Akbar yang meninggalkan rumah pada Minggu (26/3/2017) sekitar pukul 09.00 WIB tidak kunjung pulang selama seharian sehingga warga memutuskan untuk bersama-sama mencari Akbar pada Senin (27/3/2017).
Di sekitar lokasi Akbar memanen kelapa sawit tidak ditemukan keberadaan Akbar, namun warga melihat seekor ular piton besar dengan panjang sekitar 7 meter yang kesulitan untuk bergerak karena perutnya buncit.
Warga yang curiga lantas membunuh ular itu dan memotong perutnya. Benar saja, ternyata jenazah Akbar ditemukan di dalam perut ular piton tersebut.
Sebagai masyarakat awam, tentu saja melihat ular, apalagi yang sebesar itu tentu saja langsung timbul rasa takut, atau bahkan iseng ingin menangkapnya. Lantas apa langkah yang benar yang harus dilakukan bila berhadapan dengan ular piton?
Pelaksana Umum SIOUX Snake Rescue Kisut Kisin mencoba berbagi tips bagaimana menghadapi ular piton yang benar.
1. Jangan Sampai Kena Gigitannya
Meskipun ular piton termasuk ular yang tidak berbisa namun harus tetap waspada karena gigitan ular ini cukup besar dan dalam.
“Pertama, giginya ular piton atau sanca itu besar, jadi otomatis luka gigitanya besar dan bisa menimbulkan kematian bila kehabisan darah, ujar Kisin.
2. Leher dan Kedua Kaki Jangan Sampai Terbelit
Ular piton mempunyai kekuatan belitan yang sangat kuat, bahkan bisa meremukkan tulang korbannya. Karena itu jangan sampai leher dan kedua kaki terbelit.
“Kedua, belitannya yang bisa membuat tulang remuk dan membunuh mangsa,” ucap Kisin.
“Jangan sampai kelilit, terutama leher kita. Kaki jangan dirapetin, kalau kaki kebelit dua-duanya selesai kita, bisa jatuh,” tambahnya.
3. Jangan Panik
Jangan panik bila melihat ular karena bisa membuatnya kaget dan merasa terancam.
“Ngeliat ular, kita biarkan saja dulu. Ular bukan hewan yang hobi menyerang, seperti harimau dan babi hutan. Dia cenderung menghindar. Ular itu nggak bisa melihat jelas, dia mendeteksi suhu yang ada di sekitarnya, paling umum ular itu mendeteksi gerakan. Kalau lihat ular, kita diam saja, dia nggak tahu,” ucap Kisin.
“Ular menyerang atas dasar provokasi, yakni gerakan secara tiba-tiba. Ular itu tuli jadi kalau kita teriak nggak dengar,” tambahnya.
4. Jangan Ditangani Sendirian
Ular dengan panjang lebih dari 2 meter lebih baik jangan ditangani sendirian. Paling tidak membutuhkan dua orang untuk menangkapnya.
“Salah-salah nanti bisa terbelit dan bahaya,” katanya.
5. Tekan dan Pegang Kepalanya
Bagi yang sudah terbiasa menangkap ular bisa menekan terlebih dahulu kepala ular piton agar tidak bergerak, lalu mengambil kepalanya. Namun bila belum pernah menangani ular lebih baik jangan mengambil risiko.
6. Usir Dengan Wewangian
Ular tidak merasa nyaman dengan bau yag menyengat, karena itu usir ular dengan menyemprotkan wewangian ke sekitarnya.
“Kalau masuk ke dalam kamar, jebak saja di dalam kamar. Ular tidak suka bau menyengat dan bisa semprot dengan wewangian. 5-10 menit, lalu buka satu akses, pilih mau dikeluarin lewat mana, langsung pasti ularnya akan keluar lewat situ, dia cari udara yang lebih segar lewat situ,” jelas Kisin.
“Kalau ular kecil 1,5 meter atau 1 meter pakai sapu ijuk didorong keluar,” tambahnya.
7. Jaga Kebersihan Rumah dan Sekitarnya
Ular akan mencari tempat persembunyian yang aman dan dekat dengan sumber makanannya.
“Ular bersembunyi di tempat yang aman menurut dia. Bisa di dalam sepatu, loteng, lemari, kolong tempat tidur. Kalau di selokan itu kan banyak makanan dia seperti tikus,” ucap Kisin.
“Karena itu, rumah harus bersih, jangan kasih alasan ular masuk ke rumah,” pungkasnya.
(samsul arifin – www.harianindo.com)
