Jakarta – Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta petahana, Djarot Saiful Hidayat, mengaku agak terkejut karena calon Gubernur DKI Anies Baswedan menyebut Jakarta belum menerapkan open governance.
“Astagfirullah al adzim, sudah dari dulu, kami open banget, bahkan open data supaya bisa diketahui,” kata Djarot di kawasan Klender, Jakarta Timur, Minggu (26/3/2017).
Djarot menjelaskan, Pemprov DKI Jakarta telah menerapkan sistem keterbukaan data, mulai dari e-budgeting, e-musrenbang, dan lain-lain. Namun demikian, hanya pihak-pihak tertentu yang dapat mengakses e-budgeting, termasuk dalam mengubah anggaran.
Password e-budgeting hanya dimiliki oleh Gubernur, Sekretaris Daerah (Sekda), Kepala Bappeda DKI, dan Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) DKI Jakarta.
Anggaran yang telah disahkan oleh DPRD DKI Jakarta dan dievaluasi Kementerian Dalam Negeri kemudian akan ditayangkan di situs jakarta.go.id. yang dapat diakses oleh semua orang.
Karena itu, Djarot berencana untuk mengajak Anies Baswedan melihat Jakarta Smart City Lounge yang terletak di lantai 3 Balai Kota DKI Jakarta. Di tempat itu dapat dilihat seluruh kota Jakarta dalam satu ruangan.
“Mungkin Pak Anies baru tahu, makanya sekali waktu mungkin Pak Anies perlulah diundang ke Balai Kota agar bisa lihat Jakarta Smart City. Bagaimana proses e-budgeting kita, e-planning kita, e-musrenbang kita. Itu bisa diketahui semua orang dengan menggunakan teknologi informasi dan aplikasi,” kata Djarot.
(samsul arifin – www.harianindo.com)