Bekasi – Sejumlah massa yang mengatasnamakan diri mereka Majelis Silaturahmi Umat Islam Bekasi (MSUIB) menggelar Aksi unjuk rasa guna menolak pembangunan Gereja Santa Clara. Aksi tersebut pun berakhir ricuh. Terjadi aksi lemparan batu dan botol kaca.
Hal tersebut membuat petugas kepolisian langsung menembakkan gas air mata beberapa kali ke arah para pengunjuk rasa. Wiwit selaku Kepala Majlis Ta’lim At-Taqwa, menjelaskan bahwa aksi tersebut menjadi tidak kondusif lantaran para petugas yang melemparkan gas air mata.
“Awalnya tertib, lalu Brimop mengeluarkan petasan dan gas air mata. Banyak yang kesakitan dan perih karena terkena gas air mata,” ujarnya di TKP, Jumat (24/3/2017).
Wiwit sangat menyayangkan pembangunan Gereja Santa Clara yang dilakukan di Jl. Raya Kaliabang, Harapan Baru, Bekasi Utara. Dia menilai bahwa umat Muslim Bekasi tetap toleransi terhadap umat beragama lain. Namun, pembangunan gereja tersebut disebut meresahkan warga setempat yang mayoritas Muslim.
“Daerah ini kan mayoritas Muslim, kenapa dibangun gereja yang rencananya mau menjadi gereja terbesar se-Asia Tenggara? Itu akan memicu dibangunnya gereja-gereja kecil lainnya,” ujarnya.
“Bukannya kita tidak toleransi. Tapi warga di sini kan mayoritas Muslim. Seharusnya pembangunan masjid itu ada persetujuan dari warga sebelum mendapatkan IMB,” kata Wiwit.
Wiwit melanjutkan bahwa massa pengunjuk rasa pada hari ini berjumlah ribuan orang. Saat ini, umat Muslim se-Bekasi tersebut masih menunggu tanggapan dari pihak pemerintah kota dan pihak gereja, terkait pembangunan tersebut.
Baca Juga : Demo Penolakan Pembangunan Gereja Santa Clara Berakhir Ricuh
“Yang hadir mencapai ribuan, ini adalah gabungan umat Muslim se-Bekasi, tidak hanya Bekasi Utara saja,” ujarnya.
“Aksi ini adalah bentuk ketidaksetujuan warga terhadap pembangunan gereja Santa Clara tersebut,” katanya.
(bimbim – www.harianindo.com)