Jakarta – Salah satu saksi yang dihadirkan dalam sidang lanjutan kasus dugaan penistaan agama dengan terdakwa Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) pada Selasa (14/3/2017) kemarin adalah mantan sopir di keluarga Ahok pada saat masih tinggal di Belitung Timur, Suyanto.
Dalam kesaksiannya, Suyanto memberikan suasana lain di ruangan sidang karena jawaban-jawabannya yang polos mampu membuat seisi ruangan sidang yang biasanya tegang menjadi sering tertawa mendengar pernyataan Suyanto.
Tawa hadirin mulai terjadi saat Hakim Ketua Dwiarso menanyakan soal tugas Suyanto sebagai sopir keluarga Ahok.
“Tugas bapak dulu mengantar beliau (Ahok) ke rumah guru, teman-temannya? Kalau beliau dari Jakarta?” tanya Dwiarso.
“Iya saya ngantar ke rumah gurunya yang sakit, ke teman-teman keliling kalau dia pulang (ke Belitung),” jawab Suyanto.
“Kalau telat kena marah? Beliau suka marah enggak?” tanya Dwiarso lagi.
Suyanto menjawab tidak, namun sesekali dia melirik ke arah Ahok yang duduk bersama tim pengacaranya. Melihat hal ini, hakim memperingatkan agar Suyanto tidak perlu takut kepada Ahok.
.”Enggak bohong? Enggak usah lihat (ke Ahok), enggak usah takut,” ujar Dwiarso.
“Enggak bohong, kan sudah disumpah. Jadi enggak boleh bohong,” jawab Suyanto.
Mendengar jawaban polos ini seisi ruangan sidang, termasuk Ahok, tertawa.
“Telat (jemput Ahok) enggak dimarahi juga?” kata Dwiarso pada Suyanto.
Kembali Suyanto menjawab bahwa dia tidak dimarahi, bahkan Ahok sering mengingatkan kepadanya untuk shalat Jumat terlebih dahulu bila sudah waktunya.
“Katanya (Ahok), bapak Jumatan saja. Saya tunggu di mobil,” kata Suyanto menirukan perkataan Ahok.
Saat hakim menanyakan apakah Suyanto sudah melihat video pidato Ahok di Kepulauan Seribu? Kembali jawaban Suyanto membuat seisi ruangan tertawa.
“Di tv enggak lihat. Saya kalah dengan anak saya. Anak saya mau lihat film,” jawab Suyanto polos.
(samsul arifin – www.harianindo.com)