Jakarta - Dalam sidang kasus dugaan pendoaan agama dengan terdakwa Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, dihadirkan saksi pertama yang bernama Eko Cahyon. Dalam sidang tersebut, Eko memberikan kesaksian bahwa ada banyak ajakan jangan pilih pemimpin non muslim ketika musim Pilkada tiba.
Eko mengungkapkan hal tersebut di hadapan majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Utara di auditorium Kementerian Pertanian, Ragunan, Jakarta Selatan, pada hari Selasa (7/3/2017).
“Ada banyak di Provinsi Bangka Belitung. Mereka (warga) dilarang pilih pemimpin non muslim. Disampaikan juga di masjid saat shalat Jumat sama ditulis di selebaran-selebaran. Itu hal biasa di sana,” kata Eko.
Diketahui, Eko adalah seorang calon wakil gubernur yang dipasangkan dengan Ahok dalam Pilkada Provinsi Bangka Belitung dulu. Eko menuturkan bahwa kebanyakan warga Bangka Belitung memang beragama Islam. Meski demikian, mereka menghormati sosok Ahok berikut keluarganya di sana.
“Karena waktu Pak Ahok di Belitung Timur, banyak membawa perubahan. Warga senang dengan Pak Ahok. Soal jangan pilih pemimpin non muslim baru ada pas Pilkada itu,” tutur Eko.
Terkait dengan kasus yang kini tengah menjerat Ahok, yakni terkait dengan ucapan Surat Al-Maidah ayat 51 di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu tersebut, Eko mengaku memang tidak melihatnya secara langsung. Dia melihat dari tayangan YouTube yang diunggah oleh akun resmi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Baca Juga : Saksi di Sidang Ahok : “Gus Dur Mengatakan Boleh Memilih Pemimpin Yang Non Muslim”
“Saya lihat itu Pak Ahok tidak ada niat menodai agama. Dia cuma kasih tahu kalau ada oknum yang pakai agama untuk tujuan tertentu,” ujar Eko.
(bimbim – www.harianindo.com)