Jakarta – Baru-baru ini, sampah plastik yang terlihat banyak berserakan di wilayah pesisir dan laut disoroti oleh Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti. Oleh karena itu, sampah plastik yang tersangkut di perakaran mangrove bisa mencemari dan mengganggu fungsi ekosistem mangrove, dan menyebabkan kematian bibit mangrove.
Disamping itu juga, sampah yang berserakan dan menutupi perairan terumbu karang bisa meningkatkan pencemaran perairan dan menyebabkan patahnya koral. Bahkan banyaknya sampah juga bisa menjerat atau termakan biota laut. Bahkan, saat ini Indonesia menyandang predikat sebagai negara penghasil sampah plastik kedua terbesar di dunia.
“Tentu ini sebuah predikat yang tak bisa dibanggakan,” ujar Susi dalam siaran persnya.
Meskipun hal tersebut masih belum terbukti secara ilmiah, Susi menjelaskan bahwa KKP terus berupaya melakukan penanganan dampak sampah plastik di wilayah pesisir dan laut. Menurut Susi, meski orang luar lebih tahu Bali daripada Indonesia, namun buruknya penanganan sampah di Bali turut memengaruhi penilaian terhadap Indonesia secara keseluruhan.
Susi pun memiliki saran agar masyarakat yang masih bandel membuang sampah ke pesisir dan laut bisa jera. Untuk itu Susi mengajak masyarakat untuk mengubah sikap dan perilaku, agar tidak membuang sampah di laut.
Baca Juga : Inilah Alasan Mengapa Indonesia Kini Dianggap Lebih Unggul Dari Malaysia
“Di Pangandaran, kalau ada yang buang sampah sembarangan didenda, dan pelapornya akan dapat 50 persen dari dendanya. Saya rasa itu bisa diterapkan di Bali. Buat saja pengumuman di tempat-tempat umum, sehingga tidak perlu ada lagi polisi kota. Dengan ini akan bisa mengubah sikap manusia untuk bijak memperlakukan sampah,” saran Susi.
(bimbim – www.harianindo.com)