Bangkalan – Ratusan pasangan suami istri (pasutri) di Bangkalan, Madura, Jawa Timur, ternyata belum memiliki akta nikah.

Akta Nikah
Pemerinta pun dituntut untuk semakin gencar dalam menyosialisasikan peraturan perundang-undangan kepada masyarakat. Undang-undang tentang pernikahan belum ditaati secara penuh. Padahal, ketentuan tersebut jelas diatur dalam UU 1/1974 tentang Perkawinan.
Meski demikian, selama ini, masyarakat hanya menikah siri tanpa mengurus administrasi sesuai ketentuan negara.
Sebagai bukti, sepanjang tahun 2016, 330 pasutri mengajukan isbat nikah. Hal tersebut dilakukan karena para pasutri tidak terdaftar di kantor urusan agama (KUA). Secara legalitas hukum, perkawinannya dinyatakan tidak sah.Padahal beberapa di antaranya sudah lama berumah tangga.
Abdul Majid selaku Humas Pengadilan Agama (PA) Bangkalan menebutkan, rata-rata pemohon isbat sudah berkeluarga lima hingga 10 tahun setelah ijab kabul.
”Ada yang lebih,” katanya kepada awak media, Jumat (10/2/2017).
Majid menambahkan, ebagian besar di antaranya berasal dari pedesaan.Sangat mungkin pernikahan tidak didaftarkan ke KUA karena masyarakat menganggap sudah cukup sah secara agama.
Baca juga: Lembaga Survei Ini Tempatkan Agus-Sylvi Tertinggi Elektabilitasnya
”Tapi, kan ini negara hukum. Ada aturannya di samping aturan Islam,” jelas Majid. (Yayan – www.harianindo.com)