Jakarta – Rumah Sekretaris FPI Jakarta Barat, Wawan Gunawan, yang berada di Gang Haji Nimun RT 18 RW 04 Kelurahan Meruya Utara, Kembangan, Jakarta Barat, dilempar molotov pada Rabu dini hari. Hal tersebut dibenarkan Sekjen DPP FPI, Habib Novel.
“Iya benar, rumah anggota FPI. Itu posko maksudnya memang rumah pribadi, cuma jadi posko buat tempat kumpul. Itu majelis taklim,” katanya saat, Rabu (8/2/2017).
Baca juga : Pecalang Bali Minta Petinggi FPI Tak Bawa Pasukan Saat Jalani Pemeriksaan
Ia juga mengatakan peristiwa itu telah menambah daftar kasus teror yang dialami FPI. Menanggapi hal tersebut, pihaknya memilih tak terprovokasi. Dia berasalan, FPI menjaga agar situasi Jakarta tetap kondusif.
“Ya biasa kalau teror-teror itu ditujukan langsung kepada FPI sendiri, berbentuk pada media kemudian tindakan fisik seperti pelemparan bom molotov, teror ya secara pribadi ya sudah ada, ini luar biasa sekali. Dalam hal ini kita tetap kondusif menjaga kondusifitas agar pilkada berjalan damai kita nggak mau terprovokasi saat ini biarlah. Namanya penerorkan pengecut, cuma berani sembunyi-sembunyi, kabur. Namanya juga teror ngapain kita ladeni,” tegas dia.
Dia enggan berspekulasi apakah teror ini terkait sikap keras FPI dalam kasus penistaan agama dengan terdakwa Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Namun, dia tak menampik kasus Ahok ada kaitannya dengan pilkada.
“Pilkada sama kasus Ahok kan satu bagian gitu. Kalau Pilkada ini enggak ada penistaan agama ceritanya lain gitu. Kan karena ini kita konsentrasi ada penistaan agama kemudian ada tanda-tanda ideologi komunis akan bangkit kan, kita melihat daripada itu. Dari itu kita melihat ada teror-teror inilah gitu. Emang dahsyat volumenya ada teror ini, kalau sebelumnya memang resiko perjuangan, fitnah teror ada. Cuma volumenya ini luar biasa deres banget,” katanya.
“Cuma gara-gara ustaz ini simpati dengan perjuangan FPI malah dilemparin gitu,” sambung dia.
Berkaca dari teror yang dialami FPI, akan ada pengawalan ketat pada ulama dan kediamannya.
“Setiap anggota FPI memang untuk mengawal Kiai dan ustaz gitu. Memang tugas kita. Sekarang memang lebih diperketat. Kalau imbauan sudah ada karena justru kita melihat ulama ini sedang terzalimi kita meningkatkan pengamanan,” jelasnya.
“Alhamdulillah kita tahan diri kita kondusif kita menyerahkan semuanya kepada pihak kepolisian dari satu dua tiga kasus bom molotov semua kita serahkan kepada kepolisian. Kita percaya dengan kepolisian bisa menegakkan ini semua bisa mengatasi ini semua. Ini tindakan hukum kita serahkan pada hukum,” kata Novel.
(bimbim – www.harianindo.com)