Jakarta – Harga cabai di pasaran yang masih melambung ditengarai menjadi penyumbang angka inflasi hingga mencapai 0,5%.
Namun anggapan ini disanggah oleh Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita yang mengatakan bahwa hanya satu jenis cabai yang menyumbang angka inflas tertinggi, yaitu cabai merah.
“Iya, hanya itu. Jadi enggak mungkin 0,5%, enggak mungkin. Itu kalau semuanya, ini satu,” sanggahnya usai menghadiri rapat koordinasi di Kemenko Perekonomian, Selasa (7/2/2017).
Pemerintah sebenarnya telah mengantisipasi kenaikan harga cabai dengan berbagai cara termasuk memperbaiki sistem pengairan, namun faktor alam yang tidak menentu membuat ketersediaan cabai di pasaran juga menjadi kurang.
“Saya masih belum bisa melawan alam. Karena iklim yang hujan yang seperti ini. Kemudian di jalan busuk mereka, tiba-tiba banjir seperti yang terjadi, apa yang harus dilakukan. Bahkan dengan irigasi yang baik pun sudah dilakukan,” papar Enggartiasto Lukita.
Kementerian Perdagangan sendiri telah mengambil beberapa langkah kebijakan untuk mengendalikan harga agar inflasi volatile food berada di bawah 0,5%.
“Kita secara serius mengendalikan harga bahan pokok khusunya makanan agar tidak mendorong inflasi yang berlebihan,” jelasnya.
Seperti diketahui, harga cabai rawit merah di pasaran, khususnya Jakarta, masih dijual dengan harga Rp 120.000 – Rp 160.000 per kg.
(samsul arifin – www.harianindo.com)