Jakarta – Hadar Nafis Gumay, Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengakui, tren angka partisipasi pemilih beberapa pemilu terakhir menurun. Hadar membandingkan angka partisipasi dari pileg 2014 sampai pilkada serentak 2015 yang cenderung menurun.
“Kita melihat memang ada tren partisipasi menurun. Dari pemilihan legislatif 2014, angka partisipasi 75,11 persen, terus angka partisipasi ini sedikit menurun saat pilpres 2014 dengan angka partisipasi 71,31 persen dan terakhir di pilkada serentak 2015 dengan angka partisipas sekitar 69 persen lebih. Angka partisipasi menurun, tetapi tidak signifikan,” ujar Hadar dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Persiapan Pemungutan dan Penghitungan Suara Pilkada Tahun 2017 di Gedung KPU, Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta, Selasa (7/2).
Baca juga : Pengacara Klaim Hubungan Antara Habib Rizieq dan Firza Layaknya Ayah dan Anak
Rapat ini dihadiri oleh perwakilan Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Menteri Dalam Negeri, Jaksa Agung, Ketua Mahkamah Agung, Panglima TNI, Kapolri, Kepala BIN, Bawaslu, DKPP dan Pimpinan Parpol.
Hadar mengakui, banyak faktor yang menyebabkan angka partisipasi menurun. Salah satunya, kata bisa faktor alam atau kondisi geografis yang membuat pemilih malas datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS). “Cuaca juga bisa berpengaruh. Kalau hujan deras, orang mikir-mikir datang ke TPS,” ungkap dia.
Selain itu, kata Hadar, keberadaan pasangan calon juga bisa mempengaruhi angka partisipasi pemilih. Ada yang tidak mau mencoblos karena mengakui tidak ada pilihan.
“Di Medan (pilkada 2015), angka partisipasinya 25 persen. Nah saya tanya ke orang Medan, kenapa kok angkanya segini? Ya, katanya karena memang nggak ada pilihan. Di Medan itu, banyak sekali politisi ditangkap. Jadi, orang pada nggak percaya,” terang dia.
Angka partisipasi yang menurun, lanjut Hadar tidak hanya terkait pemilih. Pasangan calon yang ikut pilkada juga, kata dia mengalami penurunan. Kalau di Pilkada serentak 2015, di suatu daerah, paslon ada 3 sampai 5 pasang. Sementara di Pilkada serentak 2017, hanya 2 sampai 3 paslon.
“Kalau dahulu calon bisa 800, sekarang cuma 310 di seluruh Indonesia. 2015 pilkadanya ada di 268, sekarang kan cuma 101 itu juga jadi faktor. Tetapi, dari presentasenya memang menurun,” ujar dia.
KPU, kata Hadar, telah berupaya melakukan sosialisasi di 101 daerah untuk meningkatkan angka partisipasi pemilih sehingga bisa mencapai target angka partisipasi 77,5 persen di pilkada serentak 2017.
“Namun, KPU juga berharap kerja sama dan keterlibatan berbagai stakeholder pemilu untuk meningkatkan angka partisipasi,” pungkasnya.
(Tita Yanuantari – www.harianindo.com)