Padang – Rais Syuriah PBNU Dr. Zaki Mubarak, menyebutkan jika akhir-akhir ini muncul dua pemahaman terhadap ajaran Islam, yaitu pemahaman literal dan pemahaman liberal. Yang pertama menafsirkan teks-teks Al-Qur’an dan Hadist secara kaku, keras, mudah menuding kafir pihak yang tidak sepaham, dan berjuang dengan perang. Sementara yang kedua menafsirkan Al-Qur’an secara liar dan cenderung mengabaikan praktik ubudiyah sebagai sarana keselamatan di kehidupan kelak.
Hal tersebut diungkapkannya saat menghadiri peringatan hari lahir (harlah) ke-90 NU yang diselenggarakan Pengurus Cabang NU (PCNU) Kota Padang, Selasa (9/2/2016) di asrama Haji, Tabing, Padang, Sumatera Barat.
Kedua kelompok itu, lanjutnya, memilih ayat Al-Qur’an untuk kepentingannya. Mana yang menunjang gerakannya, maka ayat tersebut jadi acuan utama.
“Kedua kelompok paham tersebut saat ini amat merusak pemikiran generasi muda Islam. Apalagi dengan penggunaan teknologi informasi (IT), penyebaran paham ini sulit dibendung. Generasi muda yang pemahaman keagamaannya masih dangkal dan seadanya dengan mudah terpengaruh dengan paham ini,” kata Zaki.
Menghadapi kedua kelompok tersebut, NU terus berupaya merangkul dengan kasih sayang sebagaimana diajarkan dalam paham Islam Ahlussunnah wal Jamaah. Jika kedua kelompok tersebut memilih ayat-ayat mana yang mendukung pahamnya. Sedangkan bagi NU, semua ayat menempati posisi sama sehingga tidak menonjolkan satu ayat dibanding ayat lain. Artinya, NU memposisikan semua ayat sama mengatur kehidupan manusia, ujarnya.
“Akibat pemahaman agama yang dangkal, maka muncullah berbagai paham di tengah masyarakat. Ada ISIS di Timur Tengah, Gafatar (Gerakan Fajar Nusantara) yang belakangan menjadi perhatian publik. NU berpandangan mereka yang sudah menjadi anggota Gafatar, harus disadarkan atas kekeliruan yang sudah dilakukannya,” kata Zaki menambahkan.
Mantan ketua Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) tersebut juga menegaskan bahwa NU selalu memperkuat keutuhan dan menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari rongrongan pihak luar. NU tidak pernah sedikit pun bersikap pasif terhadap keutuhan NKRI tersebut.
Menurut Zaki, bukti NU memperkuat keutuhan NKRI adalah keterlibatan langsung NU dalam merumuskan dasar negara serta UUD 1945 bersama tokoh Islam dan nasionalis lainnya.
Baca juga: Pengacara Menuding Ada Pihak Yang Menggandakan Nomor Ponsel Habib Rizieq
“Bagi NU, kehadiran tanah air adalah hal yang penting. Tanpa adanya tanah air, maka dia tidak dikenal di dunia ini. Karena itu, NU memandang mempertahankan keutuhan tanah air adalah hal yang penting. Tidak mengherankan kalau pendiri NU, KH. Hasyim Asy’ari bersama ulama lainnya di Nusantara ini mengeluarkan Resolusi Jihad 22 Oktober 1945 untuk mempertahankan tanah air dari serangan bangsa penjajah (Belanda),” tegas Zaki Mubarak. (Yayan – www.harianindo.com)