Jakarta – Sastrawan Taufik Ismail belum lama ini membuat pernyataan kontroversial terkait lagu nasional āBagimu Negeriā yang diciptakan oleh Kusbini pada tahun 1942.
Menurut sastrawan yang pernah dianugerahi Tanda Kehormatan Bintang Budaya Parama Dharma oleh Presiden Joko Widodo pada Agustus 2016 lalu ini menyebut syair lagu āBagimu Negeriā menyesatkan.
Menurut Taufik Ismail, lirik āBagimu negeri jiwa raga kamiā dalam lagu tersebut menyesatkan dan musyrik bagi kaum muslim.
“Bagimu negeri jiwa-raga kami?” ujarnya dalam sambutan deklarasi Alumni Universitas Indonesia Bangkit untuk Keadilan di Perpustakaan UI, Jumat (27/1/2017).
“Lho, apa bangganya negeri menerima jiwa-raga kami? Jiwa-raga manusia ini diberi karunianya oleh Allah yang maha pencipta, dan jiwa ini kembali kepada raga yang memberinya dulu. Tidak pada yang lain,” lanjut Taufik yang kemudian disambut tepuk tangan para hadirin.
Lebih jauh Taufik menjelaskan, dirinya tidak berkeberatan dengan lirik lagu āBagimu Negeriā pada awal lagu. āPadamu negeri kami berjanji, Padamu negeri kami berbaktiā, hingga āPadamu negeri kami mengabdiā. Namun Taufik mempermasalahkan lirik terakhir, āBagimu negeri jiwa raga kamiā yang ia anggap sesat tersebut.
Taufik menganggap lirik terakhir itu tidak sesuai dengan kaidah Islam dan tidak perlu dinyanyikan lagi.
“Istilah Islamnya ini musyrik. Bukan pemilik nyawa dan siapa-siapa. Hanya Allah,ā jelas Taufik.
(samsul arifin ā www.harianindo.com)