Damaskus – Delegasi Pemerintah Suriah tidak dapat memandang sah wakil oposisi Suriah yang berkumpul di Astana dalam acara dialog perdamaian mengenai Suriah pada Senin (23/1/2017).
Pemimpin Delegasi Suriah menyatakan wakil oposisi bertindak sebaliknya. Mereka beraksi bertolak-belakang dari kesepakatan perdamaian sebelumnya.
“Oposisi, yang diwakili dalam pembicaraan perdamaian di Astana, bertindak bertolak-belakang dengan kesepakatan yang dicapai sebelumnya,” kata Bashar Al-Ja’afari sebagaimana diberitakan Xinhua pada Selasa (24/1/2017).
Al-Ja’afari mengatakan Oposisi Suriah melindungi dan mendukung kelompok teror Jabhat An-Nusra, yang pernah menguasai sumber air minum buat warga Damaskus dan menghentikan pasokan air minum buat jutaan orang,.
Baca juga: Trump Berkomitmen Terus Bekerja Sama dengan Mesir
“Wakil oposisi membahas operasi militer yang dilancarkan oleh militer Suriah terhadap pelaku teror yang menguasai sumber air minum buat Damaskus. Sementara itu, kami membahas sebanyak tujuh orang, yang tak memiliki akses ke air minum selama 42 hari,” katanya.
Jabhat An-Nusra tidak bergabung dalam kesepakatan perdamaian tersebut, kata Al-Ja’afari, tapi oposisi tidak memandang kelompok itu sebagai organisasi teroris.
“Bagaimana kalian dapat membela mereka yang bukan bagian dari kesepakatan tersebut? Jadi, kalian membela pelaku teror, orang yang menggunakan air sebagai senjata. Tambahan lagi, kelompok ini dimasukkan ke dalam kelompok teroris yang ditetapkan oleh PBB. Kalian tak bisa melindungi pelaku teror dan mengutuk tindakan militer Suriah,” kata Al-Ja’fari.