Washington – Suasana paradoks mewarnai upacara inagurasi Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih Donald Trump. Keadaan di luar Capitol Hill, Washington, tempat Trump disumpah jauh berbeda dengan kondisi di luar area yang begitu rusuh. Ribuan pengunjuk rasa menolak kepemimpinan Trump.
Setelah New York, pengunjuk rasa menyerbu Washington pada Jumat (20/1/2017).Sebagaimana diberitakan Huffington Post pada Sabtu (21/1/2017), unjuk rasa berakhir bentrok dan rusuh.
Hanya satu jam sebelum Donald Trump resmi mengambil sumpah dan menjadi tuan rumah yang baru di Gedung Putih. Para pengunjuk rasa bentrok dengan pendukung Trump. Sebanyak 28 ribu polisi mengamankan jalannya inagurasi. Para petugas juga mengusir pengunjuk rasa dengan berbagai cara.
Massa terlihat menghancurkan jendela di Bank of America. Kedai kopi Starbucks juga dirusak di persimpangan jalan. Tidak jelas siapa yang melakukan kerusakan.
Polisi menyemprot gas air mata pada pengunjuk rasa. Sejumlah orang juga disemprot cairan lada. Pengunjuk rasa putus asa tak ada lagi harapan perdamaian dalam kepemimpinan Trump. Berbagai isu rasisme membuat warga AS khawatir dengan masa depan demokrasi di negara adikuasa itu. “Aksi ini dilakukan oleh kelompok anarkis,” kata salah satu pihak keamanan.