Jakarta – Hingga Jumat (20/1/2017), kepulan asap dari kompleks Pasar Senen, Jakarta, belum sepenuhnya hilang. Upaya pemadaman pun masih belum dihentikan. Puluhan unit mobil pemadam kebakaran dan ratusan petugas telah dikerahkan.
“Seluruh ruangan dari empat lantai di blok I telah padam,” ungkap Kasi Operasional Dinas Pemadam Kebakaran DKI Jakarta Mulyanto.
Meski demikian, kebakaran masih terjadi di lantai 3 blok II. Lokasi tersebut merupakan pusat penjualan pakaian bekas. Banyaknya bahan mudah terbakar membuat kobaran api menjadi sulit untuk dijinakkan.
Terlebih, banyak kios yang terkunci. Penyemprotan yang dilakukan petugas tidak mengenai ruangan secara menyeluruh. Jalan satu-satunya adalah melakukan penjebolan. Namun, itu pun tidak mudah. Petugas sulit menembus lokasi karena asap tebal.
“Lantai 3 bangunannya gampang runtuh. Sangat berbahaya bagi petugas,” ujarnya.
Penyebab kebakaran dua hari lalu belum bisa dipastikan. Pemeriksaan juga belum bisa dilakukan karena api masih berkobar di beberapa titik. Dugaan sementara, api dipicu korsleting listrik di lantai 3 blok II. “Sebanyak 1.691 kios di lantai 1 sampai 4 blok I dan II ludes terbakar,” kata Mulyanto.
Rudi Sasmita, salah seorang pedagang, meyakini ada yang aneh dari kebakaran Pasar Senen. Sebab, api muncul bersamaan di dua tempat. Yakni, lantai 3 sisi barat blok II dan sisi utara blok I. “Saya menduga Pasar Senen memang sengaja dibakar,” kata penjual atribut partai politik tersebut.
Selain itu, kebakaran tersebut terjadi menjelang habisnya waktu sewa kios. Menurut Rudi, kontrak lima tahunan kios berakhir Juli nanti. Saat itu seluruh pedagang harus kembali membayar sewa. Menurut pengalamannya, tidak sedikit pedagang yang enggan membayar. Hal tersebut menjadi polemik yang harus ditanggung pengelola gedung. Nah, pembakaran dilakukan untuk mengusir para pedagang.
“Kejadian ini sama dengan kebakaran pada 2014. Waktu itu kontrak sewa di blok III berakhir. Banyak pedagang sulit membayar dan enggan angkat kaki. Tidak lama kemudian, blok itu pun terbakar,” ujar Rudi.
Rudi yakin yang terjadi adalah sabotase. Sebab, korsleting listrik atau gangguan lain tidak pernah terjadi pada kios-kios di Pasar Senen. Semua sarana dan prasarana berfungsi baik. Hanya, ada yang tidak maksimal. Misalnya, AC (air conditioner) yang tidak lagi dingin. Namun, itu tidak menjadi masalah yang mengganggu aktivitas jual beli.
Rudi menambahkan, api menjalar sangat cepat. Dia pun tidak berhasil menyelamatkan barang dagangannya.
Baca juga: Agus Tanggapi Cuitan SBY Yang Menyebut Juru Fitnah Berkuasa
“Kerugian ditaksir sampai Rp 500 juta,” kata pria 39 tahun itu. Rudi berencana mencari lokasi baru di blok V. Kalau tidak bisa, dia akan mencari tempat di sekitar Pasar Senen. (Yayan – harinaindo.com)