Jakarta – KH. Muhyidin selaku etua Majelis Ulama Indonesia (MUI) bidang luar negeri mengungkapkan, kehadiran warga negara Indonesia pada undangan Presiden Israel merupakan upaya adu domba sesama umat Islam. Sebab diantara mereka yang diundang hadir adalah Ketua Komisi Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga MUI, Prof. Istibsyarah.
“Kunjungan tersebut menciptakan pro-Kontra di kalangan tokoh dan pimpinan ormas Islam dan berpotensi mengadu domba sesama umat Islam di Indonesia,” katanya kepada awak media, Jumat (20/1/2017).
Muhyidin pun menambahkan, dirinya memandang kunjungan itu melanggar kode etik diplomacy international. Menciderai perasaan bangsa Indonesia dan juga merusak upaya Organisasi Konferensi Islam (OKI) menerapkan two states policy atau kebijakan dua negara.
Ia menyebut jika lobi Israel dan mitra Yahudi terus diintensifkan secara masif dengan berbagai cara dari yang halus sampai yang serampangan. Karena dunia internasioal, melalui pertemuan 17 menteri luar negeri di Prancis jelas menyepakati dan mendorong agar two states policy segera dilaksanakan.
Namun Israel masih saja keras kepala dengan sikapnya tak pernah mengakui resolusi apapun yang dikeluarkan PBB selama itu merugikan Yahudi.
Baca juga: Sidang di Kementerian Pertanian, Ahok Mengeluh Toilet Jorok dan Kotor
“Singkatnya kunjungan warga negara Indonesia bertemu Presiden Israel secara tak langsung mendukung kebiadaban Israel dan genosidanya kepada bangsa Palestina,” tegas Muhyidin. (Yayan – www.harianindo.com)