Jakarta- Dinamika politik di Ibu Kota kian memanas jelang pemungutan suara Pilkada DKI pada 15 Februari mendatang. Fase pertarungan politik memperebutkan kursi DKI 1 dan 2, akan dimanfaatkan semaksimal mungkin bagi tiga pasangan calon selama satu bulan ke depan.

Kapolri Tito Karnavian
”Saat ini, kita menghadapi situasi yang cukup rawan. Karena menjelang Pilkada 15 Februari yang akan datang, dinamika politik semakin meningkat,” kata Kapolri Jenderal Tito Karnavian di silang Monas, Jakarta Pusat, Sabtu (14/1/2017).
Situasi politik yang memanas rentan menjadi pemicu terjadinya gangguan tatanan kebhinekaan NKRI. Apalagi, kata Tito, sejumlah massa kerap diterlibat aksi demonstrasi di setiap momen tertentu.
Baik saat debat publik paslon Gubernur dan Cawagub, hingga saat proses hukum yang mendudukkan Gubernur DKI non aktif Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) terkait perkara penodaan agama.
Namun, alumni Akpol 1987 itu dapat memaklumi situasi tersebut, mengingat Indonesia menjunjung tinggi Demokrasi.
“Cukup banyak demontrasi yang dilakukan, ini iklim demokrasi. Demokrasi merupakan salah satu ciri khasnya kebebasan menyampaikan pendapat,” terang mantan Kapolda Metro Jaya itu.
Baca juga: Pengamat Politik Nilai Ahok Ingin Maju Dalam Pilpres 2019
Karena itu, momen perayaan hari jadi Satuan Pengamanan (Satpam) di Silang Monas, Tito berpesan petugas keamanan swakarsa itu dapat ikut berperan serta menjaga situasi kemanan.
Terutama terkait tugas dan tanggung jawab melaksanakan fungsi kepolisian. Khususnya, menjaga lingkungan kerja masing-masing agar tetap kondusif.
“Karena itu, kita perlu bekerja bersama-sama semua elemen bangsa Indonesia mulai dari TNI, Polri, segenap aparatur pemerintah, elemen masyarakat. Termasuk juga satpam,” tutupnya. (Tita Yanuantari – www.harianindo.com)