London – Seorang wanita berhijab yang diketahui sebagai seorang penganut agama Islam mendapatkan kejahatan rasial oleh preman di London, Inggris. Bahkan, wanita muslimah bernama Nahella Ashraf tersebut harus mengalami peludahan dari orang itu di tempat yang terbilang ramai.

Islam di London
Ketika terjadi serangan, Nahella Ashraf, tengah menikmati makanan di toko King Street dengan beberapa temannya usai melakukan pertemuan bisnis. Peneliti pemerintah berusia 46 tahun itu, sebenarnya sudah berada sekitar 45 menit, di toko yang berlokasi di Hammersmith tersebut.
Ashraf mengira orang itu duduk di belakangnya, dan tiba-tiba meraih tangannya sesaat ketika penyerang itu hendak pergi. Tanpa alasan apa-apa, orang itu langsung meneriakan makian dan cacian, dan mengungkapkan tidak akan mentolerir orang-orang seperti itu (Muslim) berada di sana.
Menurut Ashraf, pegawai toko yang tampak terkejut mencoba ikut campur dengan menarik pria itu, dan langsung menanyakan apa yang menjadi masalahnya. Ternyata, orang itu kembali berteriak dengan mengatakan orang seperti Ashraf membunuh orang, dan tidak seharusnya dibiarkan di sana.
“Kemudian, saat ia mengatakan itu, ia meludahi muka saya,” kata Ashraf seperti dilansir dari Gulf Times, Minggu (15/1/2017).
Ketika itulah, orang-orang baru mulai menunjukkan reaksi, dan langsung mengeluarkannya dari toko. Sedangkan, Ashraf yang merupakan bagian dari organisasi Stand Up TO Racism dan tinggal di Manchester, mengaku serangan di di daerah multikultural seperti London itu meninggalkan trauma.
“Anda tidak mengharapkan itu terjadi di tempat yang ramai di pusat kota London, itu membuat saya berpikir jika itu bisa terjadi di tempat-tempat lain, cuma orang tidak melaporkannya,” ujar Ashraf.
Sementara di tempat lain, Polisi menegaskan serangan yang terjadi pada 6 Januari 2017 sekitar pukul setengah 10 malam itu, merupakan kejahatan kebencian rasial. Salah seorang juru bicara Scotland Yard mengatakan, petugas sudah menghampiri tempat kejadia perkara, tapi tersangka sudah melarikan diri ke Stasiun Bawah Tanah Hammersmith.
Baca juga: Pentagon : “ISIS di Mosul Tinggal Menunggu Waktu”
“Tersangka digambarkan sebagai laki-laki berusia 30-an, tinggi sekitar lima kaki, wajah berambut, kepala botak dan aksen yang non-Inggris,” ungkap Polisi. (Yayan – www.harianindo.com)