Jakarta – Berpuasa adalah hal umum di sebagian besar budaya dunia dan biasanya berhubungan dengan acara-acara keagamaan. Namun, puasa kini tak harus diasosiasikan sebagai kultur keagamaan saja. Studi menunjukkan bahwa pergi makanan tidak hanya dapat membantu menurunkan berat badan tetapi juga meningkatkan kualitas hidup.
Para peneliti di Pennington Biomedical Research Centre di Louisiana melakukan penelitian pada 218 orang berat badan yang sehat untuk mengetahui efek jangka panjang dari berpuasa. Hasil penelitian ini diterbitkan oleh JAMA Internal Medicine. Mereka meminta subjek untuk tidak hanya memotong 25% dari kalori secara keseluruhan selama dua tahun, tetapi juga melanjutkan dengan pola makan yang biasa dilakukan.
Hasil menunjukkan, subyek yang berpuasa kehilangan 10% dari berat badan mereka atau sekitar 16,5 pounds. Mereka juga melaporkan bahwa suasana hati menjadi lebih baik, lebih sehat tidur, dan fungsi seksual meningkat, demikian yang dilansir dari Times of India.
“Yang dilaporkan orang-orang adalah bahwa setelah mereka mulai kehilangan berat badan, tingkat rasa lapar mereka mereda sedikit, dan mulai merasakan manfaat dari kehilangan berat badan. Mereka merasa lebih mudah untuk bergerak, sendi mereka sakit kurang, merasa lebih baik,” jelas Corby Martin, penulis pertama penelitian tersebut, kepada Time pada Selasa (10/1/2017).
Namun dalam penjelasan itu, Martin juga memperingatkan orang-orang soal aspek negatif puasa jangka panjang tersebut. “Meskipun mereka mencapai manfaat tersebut, hanya sulit untuk mematuhi diet ini dalam jangka panjang,” kata Martin.
Para peneliti pun melakukan studi tindak lanjut untuk mengetahui apakah subjek terjebak untuk diet. Sementara itu, beberapa orang bertambah berat badannya kembali dan yang lain terus melakukannya dengan baik. (Tita Yanuantari – www.harianindo.com)