Jakarta – Tidak semua orang mengenal sosok Agus Harimurti Yudhoyono sebelum hari-hari terakhir pendaftaran calon Gubernur Jakarta. Namun tiba-tiba muncul sosok Agus sebagai Calon Gubernur Jakarta. Tidak perlu pengalaman di pemerintahan, tinggal bekal punya papa mantan presiden langsung bisa jadi Calon Gubernur. Sedang di Australia latihan militer, ditelepon sang papa langsung jadi Calon Gubernur. Tak perlu tes apapun.
Sejujurnya, amat sulit untuk menemukan kelebihan Agus ini. Hal pertama yang kita pikirkan saat ditanya tentang Agus adalah beliau merupakan anak mantan presiden. Setelah itu mungkin terpikirkan bahwa beliau memiliki prestasi yang tergolong cemerlang di militer, lalu masih muda dan ganteng. Setelah itu? Sudah tidak ada lagi yang dapat dipikirkan dari sang ‘Anak Emas’ ini.
Prestasi di militer tidak berbanding lurus dengan kualitas memimpin sebuah Provinsi. Tidak mungkin mengerahkan prajurit untuk mengatasi banjir. Masak tentara disuruh mengeruk selokan? Kan sudah ada pasukan orange. Memakai tentara saat penggusuran? Ahok sendiri hanya memakai tentara bila daerah yang akan ditertibkan merupakan daerah rawan. Tidak ada prestasi dalam bidang pemerintahan yang dapat diunggulkan oleh Agus.
Warga Jakarta tidak terlalu peduli pada prestasi Agus di bidang militer. Buktinya saja saat menyapa warga, masyarakat selalu bertanya soal masalah-masalah di Jakarta, bukan bagaimana cara memakai senapan Pindad terbaru, atau taktik militer gerilya. Yang parahnya jawaban yang diberi Agus sangat normatif, diputar-putar hingga tidak ada yang bisa mengerti. Tidak seperti Ahok yang dapat langsung memberikan solusi, Agus hanya dapat memberikan konsep dan teori. Malahan penulis curiga Agus sendiri tidak terlalu mengerti konsep yang dibicarakannya.
Di setiap wawancara, tanya jawab dan sapaan yang dilakukan oleh Agus, kesan yang timbul hanyalah kesan normatif. Bila tidak normatif jawabannya rancu dan ngaco. Contoh paling terbaru adalah saat Agus ditanya soal solusi banjir di Jakarta. Penulis perlu berkali-kali mengulang video untuk dapat mengerti apa yang disampaikan Agus. Lebih parahnya saat Agus memberikan contoh tentang solusi banjir di beberapa kota di dunia.
“Banyak kota didunia sekali lagi kita ilustrasi ya, itu juga diatas dia, ngapung dia. Artinya mengapa harus digeser jauh-jauh, dia bisa dibangun kemudian mencegah banjir juga…” merupakan penggalan kalimat Agus saat ditanya tentang solusi banjir.
Memang kalimat tersebut hanya penggalan, namun sudah terlihat apa yang dimaksudkan Agus. Ada banyak kota apung yang mampu mencegah banjir di dunia. Jangan-jangan Jakarta akan seperti kota-kota di film sci-fi.
Baca juga: Menaker : “Saya Tidak Pernah Bilang Tidak Ada TKA Ilegal”
Tulisan di atas dilansir dari seword.com pada Kamis (29/12/2016). (Yayan – www.harianindo.com)