Jakarta – Pada Selasa (27/12/2016) warga Ibu Kota dikejutkan dengan kabar pembunuhan yang menimpa keluarga Ir Dodi Triono yang terjadi di kediamannya, di Jl Pulomas Utara No 7A Pulogadung, Jakarta Timur. Enam orang ditemukan tewas sedangkan lima orang lainnya mengalami luka-luka.
Hingga kini polisi masih menyelidiki motif dari pembunuhan ini.
“Untuk motifnya belum disimpulkan, masih dianalisa,” ujar Kasubdit Jatanras Ditreskrimum AKBP Hendy F Kurniawan, Rabu (28/12/2016).
Sebelumnya, Kasat Reskrim Polres Jakarta Timur AKBP Sapta Maulana menjelaskan bahwa pelaku yang diperkirakan berjumlah lebih dari dua orang ini melakukan aksinya selama 40 menit dengan menyekap 11 orang yang berada di dalam rumah tersebut ke dalam satu ruangan kamar mandi berukuran kecil.
“Dari awal pelaku datang sampai para korban disekap itu sekitar 40 menit,” ujar Sapta.
Berikut kronologi peristiwa pembunuhan di Pulomas menurut penuturan AKBP Sapta Maulana:
Pada Senin (26/12/2016) pukul 14.30 WIB, para pelaku datang ke rumah korban dengan membawa dua senjata api dan golok. Dua pelaku kemudian menodongkan goloknya ke Yanto, sopir Dodi.
Yanto lalu digiring ke ruang tengah, sedangkan pelaku lainnya menyuruh korban lainnya untuk keluar dari ruangan.
Pada saat itu, didalan rumah terdapat 10 orang, yaitu tiga orang putri Dodi dari istri keduanya, Diona Andika Andra Putri (16), Zanette Kalila Azaria (13), dan Dianita Gemma Dzalfayla (9). Selain itu ada dua pembantu dan seorang baby sitter Dodi, yakni Emi (41), Santi (22), dan Fitriani (23). Juga ada sopir lainnya, yakni Tarso (40), dan Amalia Calista alias Amel, teman Gemma yang menginap di rumah korban.
Mereka kemudian disekap di dalam kamar mandi yang berukuran kecil.
Tidak lama kemudian Dodi datang, dan ia juga ikut disekap bersama 10 orang lainnya di dalam satu kamar mandi dan dikunci dari luar.
Di dalam ruangan yang sempit tersebut, para korban menjadi panik dan mengalami dehidrasi serta kekurangan oksigen.
Keesokan harinya, pada Selasa (27/12/2016) sekitar pukul 09.30 WIB Sheila Putri, teman Diona, datang ke lokasi kejadian dan mendapati pintu pagar dan pintu utama tidak terkunci.
Saat mencari-cari di dalam ruangan rumah yang kosong, Sheila kemudian mendengar suara rintihan dari dalam kamar mandi di ruangan dapur.
Karena takut, Sheila kemudian berlari menuju pos polisi terdekat. Lalu bersama perwakilan dari RW setempat mereka kemudian mendobrak pintu kamar dengan menggunakan linggis dan mendapati 11 korban di dalamnya dengan enam orang telah tewas.
(samsul arifin – www.harianindo.com)