Jakarta – Salah seorang karateka Aulia bersiap mengikuti perlombaan Karate se-Jatim di GOR Magetan. Siswi Smpit Harapan Umat Ngawi tersebut mengenakan sabuk biru. Bersama Aulia, ada beberapa siswa lain yang juga berjilbab.
Menjelang pertandingan, juri memeriksa calon peserta. Ketika itu, juri meminta peserta untuk membuka jilbab.
Aulia terkejut dengan hal tersebut. Rekan peserta berjilbab lainnya pun membuka jilbab mereka. Namun, Aulia lebih memilih meninggalkan lapangan.
“Ya udah. Nggak bisa [bertanding],” kata Aulia.
“Kan dalam agama nggak boleh membuka aurat,” jelas gadis cilik ini saat saya telpon baru saja.
Aulia sangat merasa sedih ketika itu. Siang malam Aulia berlatih sekuat tenaga. Berangkat latihan pagi pagi sekali, lalu pulang menjelang dzuhur. Istirahat sejenak lalu pergi latihan lagi, dan baru kembali pulang jam setengah sembilan malam. Setiap hari.
Pak Ustadz Janan Farisi selaku guru Aulia bercerita bahwa pihak official sudah berusaha protes pada juri, namun tidak berhasil. Akhirnya, Aulia didiskualifikasi karena tidak mau membuka jilbabnya. Gadis cilik 13 tahun yang bercita-cita ingin menjadi dokter ini melantunkan doa dalam kesedihannya, semoga Allah ganti [pertandingan gagal karena mempertahankan jilbab ini] dengan yang lebih baik.
Namun, ketika diklarifikasi, pihak panitia acara justru membantah bahwa mereka tidak memperbolehkan Aulia memakai hijab ketika pertandingan karate. Pihak panitia pun menjelaskan bahwa jilbab yang dikenakan oleh Aulia tersebut tidak sesuai dengan standard hijab karate.
“Tgl 21 Des malam, sehari sebelum pertandingan telah dilakukan Tehnical Meeting yg dihadiri oleh Official kontingen. Di dalam Technical Meeting tersebut telah disampaikan beberapa peraturan pertandingan, salah satunya bagi atlit putri yang berhijab agar mengenakan hijab sesuai standard karate, dan ini telah disepakati oleh semua official kontingen,” tegas pihak panitia.
Baca Juga : Tertawakan Tuhan Beranak Dalam Sebuah Ceramah, Habib Rizieq Dipolisikan
“Seharusnya setelah TM sudah barang tentu tugas official mempersiapkan keperluan unt pertandingan bagi kontingennya masing_masing, Ternyata pada saat giliran adik Auliya bertanding tidak mengenakan hijab sesuai standard karate, oleh juri yg memimpin pertandingan ‘diberikan kesempatan (waktu) agar adik Auliya mengganti hijabnya dengan hijab standard karate’. Akan tetapi entah karena tidak siap atau bagaimana yang bersangkutan memilih untuk mengundurkan diri. Sekali lagi tidak ada perintah dari Wasit untuk melepas hijab.Sebagai bukti Panitia memiliki dokumentasi pada pertandingan kemarin atlit2 dari Mojokerto yang meraih medali emas dengan tetap mengenakan hijab,” Beber pihak panitia.
Beginilah klarifikasi dari pihak
(bimbim – www.harianindo.com)