Jakarta – Apakah Anda pernah pernah mengalami buang air kecil di celana tanpa disengaja atau mengompol? Kejadian itu biasanya lebih sering dialami oleh wanita, dan bahkan di usia yang terbilang masih muda.
Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Female Pelvic Medicine & Reconstructive Surgery menemukan bahwa 10,2 persen wanita yang berusia 19 dan 30 tahun mengalami inkontinensia urine. Ini adalah istilah medis dari mengompol.
Inkontinensia urine pada umumnya masuk dalam dua kategori. Pertama, dorongan inkontinensia yang berarti kandung kemih Anda sepenuhnya mengosongkan diri sebelum Anda masuk ke toilet. Kedua, stres inkontinensia yang biasanya melibatkan jumlah lebih kecil dari urine yang bocok ketika tekanan terjadi di kandung kemih Anda.
Berikut ini empat alasan mengapa mengompol sering terjadi dan bagaimana cara untuk mengatasinya seperti dilansir dari metrotvnews.com, Sabtu (24/12/2016):
1. Otot panggul yang lemah
Biasanya, uretra akan menutup cukup ketat jika Anda mengalami penekanan di perut, sehingga Anda tidak akan mengompol. Inkontinensia stres bisa berarti bahwa mekanisme uretra untuk menutup rapat tidak cukup kuat sehingga Anda bisa mengompol. Biasanya ini terjadi karena melahirkan atau genetika.
Cara mengatasinya, latihan kegel dapat membangun otot-otot dasar panggul Anda. Pastikan Anda dapat melakukannya dengan benar untuk membantu mengkontraksikan otot-otot panggul sehingga Anda bisa menghentikan aliran urine.
2. Kapasitas kandung kemih rendah
Ketika kandung kemih penuh, seharusnya tidak kontraksi sehingga Anda siap untuk benar-benar buang air kecil. Tapi, jika Anda mengalami dorongan inkontinensia, ini tidak akan menunggu sampai Anda siap melepaskan air kecil.
Solusinya, senam kegel juga bisa membantu kondisi ini. Kegel selain dapat mengencangkan vagina, latihan ini juga dapat membantu mengatasi kedua jenis inkontinensia. Latihan setiap hari dapat membantu kandung kemih berfungsi dengan benar sehingga tidak mengompol lagi.
3. Berat badan
Sebuah studi menemukan bahwa setiap kenaikan lima unit BMI (Body Mass Index) meningkatkan risiko inkontinensia 20-70 persen. Para peneliti mengatakan bahwa ini terjadi karena berat tubuh berlebih menempatkan tekanan tambahan pada kandung kemih yang kemudian menyebabkan kebocoran. Atau bisa jadi hasil dari peregangan berelebihan yang melemahkan otot-otot dasar panggul.
Solusnya, kurangi berat badan Anda. Sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal Urology menemukan bahwa wanita yang sukses menurunkan berat badan dapat menurunkan stres inkontinensia 65 persen setelah satu tahun.
Baca juga: Bayi Anda Demam? Segera Lakukan 4 Hal Ini
4. Diet
Apa yang Anda konsumsi memang dapat mempengaruhi kebiasaan kandung kemih Anda. Batasi mengonsumi minuman jeruk, minuman berkarbonasi, kafein dan cokelat karena dapat mengiritasi kandung kemih. Solusinya, kurangi asupan empat jenis minuman dan makanan tersebut untuk menghindari inkontinensia urine. (Yayan – www.harianindo.com)