Jakarta – Uang rupiah emisi 2016, telah diresmikan dan diluncurkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan, pada Senin (15/12/2016) di Bank Indonesia (BI). Ketika itu, Jokowi sempat menyatakan bahwa masyarakat Indonesia harus benar-benar mencintai mata uangnya sendiri yakni, rupiah. Bahkan Jokowi pun mengajak kepada masyaraat untuk menabung dalam bentuk rupiah.
“Untuk terus mencintai rupiah dengan cara-cara yang nyata, menyimpan tabungan kita dalam bentuk rupiah,” ujarnya.
Jokowi pun melanjutkan bahwa mencintai rupiah merupakan salah satu bentuk nasionalisme. Oleh sebab itu, dia juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak menjelek-jelekkan rupiah. Ditambah lagi, Jokowi juga memerintahkan jajarannya agar benar-benar mengamankan rupiah. Pasalnya, kini para pemalsu uang terus merebak di masyarakat.
“Kalau kita cinta rupiah maka kita tidak membuat gosip-gosip aneh tentang rupiah, karena menghina rupiah sama saja dengan menghina Indonesia. Ingat rupiah tidak akan diganti dan tidak akan tergantikan,” tambahnya.
“Pengamanan pada rupiah harus terus diperkuat, dan negara jangan kalah sama para pemalsu rupiah,” katanya.
Menurut mantan walikota Surakarta, Jawa Tengah tersebut, rupiah merupakan ciri khas dari bangsa Indonesia itu sendiri. Oleh sebab itu, semua pihak semestinya harus menjaga martabat mata uang tersebut lantaran mata uang juga sebagai jati diri bangsa Indonesia.
“Karena rupiah itu ciri khas dan identitas mari kita menjaga martabat dan kedaulatan rupiah di Indonsia dan seluruh dunia,” pungkasnya.
Uang rupiah yang telah resmi diluncurkan oleh Presiden Jokowi diantaranya yakni nominal Rp 100.000, Rp 50.0000, Rp 20.000, Rp 10.000, Rp 5.000, Rp 2.000, dan Rp 1.000. Sementara itu, uang rupiah logam terdiri atas pecahan Rp 1.000, Rp 500, Rp 200, dan Rp 100.
Dalam uang baru tersebut dilengkapi dengan unsur pengaman yang diklaim lebih sulit untuk ditiru. Diantaranya yakni penggunaan color shifting, rainbow feature, latent image, ultra violet feature, tactile effect, dan rectoverso.
Apabila dilihat dari sudut pandang yang berbeda sisi color shiftingnya, akan terjadi perubahan warna secara kontras. Sementara itu, rainbow feature adalah gambar tersembunyi multi-warna berupa nominal yang akan terlihat dari sudut pandang tertentu.
Sisi latent imagenya, apabila dilihat dari sudut tertentu akan muncul gambar tersembunyi berupa teks BI pada bagian depan dan angka nominal pada bagian belakang. Dari sisi ultra violet feature (level 2), dilakukan penguatan desain UV feature yang memendar menjadi dua warna di bawah sinar UV. Dari sisi rectoverso, apabila diterawang akan terbentuk gambar saling isi berupa logo BI.
Selain itu, desain dari uang emisi 2016 tersebut dilakukan dengan penyempurnaan feature kode tunanetra (blind code), yakni dengan merubah desain pada bentuk kode tunanetra berupa efek rabaan (tactile effect) guna membantu membedakan antar pecahan dengan lebih mudah.
Blinde code dan tactile effect tersebut guna memudahkan identifikasi dan meningkatkan aksesibilitas uang rupiah bagi penyandang tunanetra. Hal tersebut sesuai dengan amanat UU Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pengesahan Konvensi Mengenai Hak-Hak Penyandang Disabilitas.
Pada uang rupiah emisi 2016 ini juga terlihat perubahan lainnya yakni antara lain penyesuaian penggunaan gambar pahlawan sesuai Keputusan Presiden Nomor 31 Tahun 2016 tentang Penetapan Gambar Pahlawan Nasional sebagai Gambar Utama pada Bagian Depan Rupiah Kertas dan Logam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Baca Juga : Ketakutan Saat Razia Satpol PP, PNS Cantik Ini Ngumpet di Toilet
Pemilihan gambar pahlawan dilakukan melalui proses focus group discussion (FGD) dengan sejarawan, akademisi, instansi terkait (Kemenkeu, Kemensos), dan pemda. Pemilihan gambar pahlawan pun tidak bisa sembarangan dipilih. Harus memperhatikan prioritas provinsi yang belum terakomodasi dalam uang rupiah, pahlawan yang berjuang di lingkup nasional, mempunyai dampak besar, dan nilai patriotisme, serta memiliki ketokohan seperti nama pahlawan sudah digunakan sebagai nama fasilitas umum.
(bimbim – www.harianindo.com)